Orang-orang hebat berkumpul dalam suatu lingkungan yang amat mendukung meski tak saling terkungkung. Hidup terlalu berat untuk dia yang masih belia.Â
Kuatkan dia. Bertahan sejauh ini pasti membuat beban mentalnya sudah tertempa. Kesulitannya terlalu pilu. Lancarkan ya Tuhan. Lancarkan prosesnya.Â
Caci-maki bukan hal baru ditelinganya. Dia terlalu hebat berdiri dengan kedua kaki tampak gagah bak ksatria. Aku mengangumi setiap cerita pengalaman kehidupannya.Â
Tetaplah kuat. Pasti bisa. Kejar apa yang pantas kau kejar meskipun dunia sedang tidak baik-baik saja. Pasti ada jalannya. Maaf jika saat ini tidak bisa berbuat apa-apa.Â
Pun dia sedang berjuang. Tercekik dalam lembar buku yang memberatkan. Dia harus apa? Melangkahkan kaki menatap langit saja masih enggan terlaksanakan. Pun dia tertatih. Keadaan lagi-lagi tidak berpihak padanya.Â
Secercah cahaya itu akan terlihat. Pun dia masih berjuang. Bertahanlah. Tunggu giliranmu. Tetaplah kuat. Kau yang terhebat.Â
Sesak di dada tak lagi terelakkan. Jangan berharap lebih. Terima kasih sudah percaya. Meski berat, terima kasih sudah bertahan.Â
Kalian yang terbaik selama proses perjalanan ini. Pun dia masih berjuang. Proses yang akan selalu dalam benaknya dan kalian masih ada dalam ceritanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H