Percaya dan jujur adalah bagian penting dalam integritas diri. Terlahir sebagai manusia, integritas diri itu nomor satu. Dalam segala hal percaya dan jujur adalah modal yang dapat di jadikan pegangan kita saat dunia hendak runtuh pun misalnya tidak bisa kita lepaskan.Â
Jujur itu sulit. Oh, ya? Jujur itu menyakiti banyak orang. Lantas, mempercayai semua kebohongan yang membunuh perlahan namanya apa? Kenikmatan sakratulmaut? Hebat ya kamu jadi asisten pencabut nyawa, di bayar berapa kamu?Â
Semua tau, garam itu asin dan gula itu manis. Jangan oplos garam rasanya manis dan begitu pula sebaliknya. Omong kosong.Â
Bisnis adalah usaha komersial dalam dunia perdagangan. Berdagang itu jual beli, kamu ahlinya. Semua harus jadi untuk apapun yang ada di hadapanmu tanpa peduli itu apa. Seperti si jago merah yang kelaparan membabi buta malahap habis rumah-rumah tempatnya dibesarkan. Bukan main menganalogikanmu begitu.Â
Bisnis bicara untung dalam setiap kesepakatannya. Jika berakhir buntung itu variabel lain. Bisnis adalah bisnis tak peduli itu keluarga, teman atau sanak saudara asal saling jujur dan percaya aman-aman saja.Â
Jujur dan percaya menjadi modal utama dalam berbisnis tak peduli dengan siapa menjalin kesepakatan terlebih dengan teman sendiri resikonya dua kali lipat daripada orang lain.
Dengan orang lain, kita harus bangun segala kepercayaan dari awal tentu berbeda dengan teman yang sudah dari awal memupuk rasa percaya. Jika tidak beruntung, akan kehilangan konsumen kalo berbisnis dengan orang-l lain. Lantas dengan teman sendiri selain kehilangan konsumen juga akan kehilangan teman. Itu maksud dari resiko dua kali lipat.
Sebagai seorang yang menjalin bisnis dengan teman secara pribadi ingin menyampaikan tidak semua hal bisa dibisniskan. Apa itu? Jujur dan percaya salah satunya. Kecewa kehilangan uang tidak sebanding dengan kecewa kehilangan teman yang tidak jujur. Kepercayaan itu mahal harganya, uang bukan tandingan rasa percaya. Kalah jauh.Â
Jika perlu uang, bilang. Kita pinjamkan, selagi tidak ada keperluan yang mendesak kamu bebas mengembalikannya kapan saja karena kejujuran dan sudah percaya, tak jadi masalah.Â
Mudah bukan berurusan dengan teman? Percaya dan jujur kuncinya. Berbisnis dengan teman jauh lebih enak jika kita tau kuncinya. Pepatah pandai-pandailah memilih teman tentu benar adanya. Jika hanya memilih teman itu mudah, yang sulit adalah memilih kunci yang pas untuk pintu pertemanan yang hendak kita masuki.Â
Sekarang liat, bagaimana untung itu kini jadi buntung. Perbaiki integritas dirimu. Tidak terlambat untuk berubah tidak peduli untuk kategori teman sejati dan musuh abadi. Karena apa? Semua kepentingan kategori itu di bawah komando jujur dan rasa percaya.Â
Masih sulitkah untuk jujur?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H