Tak dipungkiri lagi, sebuah perhatian, kepedulian, apalagi kasih sayang yang di berikan seseorang kepada orang lain, sekecil apapun akan sangat membawa perubahan yang lebih baik bagi yang menerima. Terlebih jika yang menerima tersebut adalah orang yang benar- benar membutuhkan.
Nyatanya bukan hanya materi semata letak kebahagiaan seseorang, namun lebih dari itu, sebuah perhatian dan kasih sayang yang tulus ikhlaslah yang sejatinya akan membawa kedamaian dan kebahagiaan.
Bagi orang yang menerima, sekaligus akan menumbuhkan rasa bangga akan dirinya yang merasa dihargai, sehingga akan timbul rasa percaya diri yang mungkin selama ini terpendam jauh di dasar hatinya.
Mungkin seperti itulah gambaran yang saat ini dialami oleh setiap Penerima Manfaat (PM) di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes-Jawa Tengah.Â
Program dari Kementerian Sosial, yang diselenggarakan oleh Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual "Kartini" di Temanggung, yang memberikan pendampingan, dilakukan oleh para Kader Pendamping terhadap para disabilitas tersebut, sekaligus memberikan bantuan dana kemandirian untuk dapat dimanfaatkan oleh para PM, sehingga bantuan tersebut dapat dipergunakan untuk membeli hewan ternak untuk dipelihara, atau untuk membeli bahan-bahan produksi sebagai usahanya untuk berjualan makanan kecil ataupun lainnya.
Rasa terima kasih dari keluarga PM sama besarnya dengan rasa percaya diri yang kian muncul dari diri PM, yang sebelumnya memang kehidupannya monoton, tidak ada hal yang berubah atas apa yang dilakukannya sehari-hari. Jangankan untuk bermain dengan teman sebayanya, bersekolah ataupun belajarpun, mereka tidak mau melakukannya.
Pendampingan yang dilakukan oleh kader pendamping terhadap para PM yang memang adalah seorang yang menyandang disabilitas dalam hal keterbatasan mental, tidak serta merta harus menjadi cerdas atau pintar.
Namun setidaknya mereka bisa berubah untuk perilaku sehari-hari agar lebih paham dan mengerti saja sudah merupakan perubahan yang luar biasa, misalkan sebelum pendampingan, seorang PM belum mengerti bagaimana cara menggosok gigi, menata tempat tidur setelah bangun tidur, membersihkan lantai, dan sebagainya.Â
Demikian juga seorang PM diajari bagaimana cara sholat dan mengaji. Bagaimana cara bergaul dengan teman, sopan santun terhadap orangtua, dan lainnya. Semua dilakukan dengan sabar dan telaten, karena mendampingi PM dengan  kekurangannya tersebut memang lebih sulit jika dibandingkan dengan mendampingi anak usia usia dini (PAUD).
KBC-027
Kombes-Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H