Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bulan Ramadan di Tahun Ini Sungguh Berbeda

24 April 2020   23:55 Diperbarui: 25 April 2020   00:04 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang bermain bledugan/dok. Arrahmah.com

Penampilan tahun ini, bulan ini, sungguh jauh berbeda dengan penampilan tahun dan bulan sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, masyarakat menjalani hidupnya sehari-hari secara normal. Bekerja, bepergian, silaturahmi ke tempat kerabat atau keluarga, semua dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa ada batasan.

Namun di tahun ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak, tidak lagi di lakukan. Semua kegiatan lebih banyak di lakukan di dalam rumah. Oran dewasa yang biasanya bekerja di luar rumah, di kantor-kantor, kini mereka mengerjakannya di rumah, dengan istilah Work From Home (WFH).

Demikian pula anak-anak, baik Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Dasar  (SD), hingga Taman Kanak Kanak/PAUD, kini mereka belajar di rumah dengan cara melihat jadwal pembelajaran di stasiun televisi, yaitu TVRI.

Masuk di bulan Ramadhan ini, kita juga mengalami suatu hal yang amat sangat berbeda dari bulan Ramadhan sebelumnya. Anak-anak di desa kami, dalam menyambut bulan ramadhan kini tidak lagi dengan membunyikan mercon atau petasan, tapi mereka sengaja membuat "bledugan", yaitu meriam dari bambu yang bersuara dentuman.

Semakin besar bambu yang di buat bledugan tersebut, maka semakin keras bunyi dentumannya. Permainan dari bambu ini memang lebih aman di banding dengan petasan.

Shalat Tarawih pun kini jika tidak memungkinkan, maka di sarankan untuk melaksanakannya di rumah saja dengan keluarga. Walaupun demikian, masih ada di Masjid-masjid atau Mushala yang melaksanakan shalat Tarawih bersama, namun dengan ketentuan jamaah shalat Tarawih tidak di perkenankan membawa anak kecil, dan wajib memakai masker. Jarak shalat pun di beri jarak agar mereka tidak bersentuhan.

Shalat Tarawih di rumah/dok. Seputarpapua.com
Shalat Tarawih di rumah/dok. Seputarpapua.com
Tidak juga di laksanakan buka bersama, sebagaimana bulan Ramadhan di tahun sebelumnya. Acara "ngabuburit",  yaitu kumpul-kumpul di waktu sore untuk menunggu waktu berbuka, kini seperti tidak dilakukan lagi. Hanya ada beberapa gelintir anak muda yang pergi ke luar rumah untuk mengisi waktu berbuka. Penjual es buah pun kini tidak seramai tahun lalu, yang tiap sore penuh antrian.

Demikian pula pada saat makan sahur, biasanya anak-anak di saat jam sahur berkeliling dengan membunyikan alat-alat yang mereka bawa dengan tujuan membangunkan warga untuk menyiapkan santapan sahur.

Namun kini hanya beberapa anak yang melakukannya, itupun di saat malam pertama sahur, mungkin esok dan seterusnya mereka tidak melakukannya lagi. Padahal warga merasa terbantu dengan adanya anak-anak yang berkeliling tersebut.

Persiapan kue lebaran, baju baru dengan segala pernak perniknya, yang sebelumnya di setiap toko-toko ramai pengunjung, di pastikan tahun ini sepi pengunjung, karena lebaran tahun ini pasti berbeda dengan lebaran tahun lalu. Tidak ada silaturahmi, salam-salaman, dan pergi ke tempat-tempat wisata.

Biasanya sebelum kita bersilaturahmi ke tempat sanak saudara setelah shalat Idul fitri, kita berkumpul di tempat pemakaman, bersama-sama bertahlil dari seluruh warga desa untuk mengirim doa bagi orang-orang tercinta, sanak keluarga yang sudah tiada, itu juga tak mungkin dilakukan di tahun ini. Keadaan ini di tambah lagi dengan adanya keluarga yang terpaksa tidak bisa pulang kampung atau mudik di saat menjelang lebaran.

Kita memang prihatin dengan keadaan ini, namun itulah yang sedang kita alami sekarang. Apa yang kita lakukan, semua melakukannya. Apa yang kita rasakan, pun semua merasakannya, bersama-sama berjuang demi melawan wabah Covid-19 yang masih ada di negeri ini.

Semua yang terjadi semoga menjadi hikmah terbaik untuk kita agar menjadi lebih baik. Marhaban Ya Ramadhan, semoga kita dapat menjalani ibadah puasa ini dengan penuh rasa syukur, dan selalu berdoa agar secepatnya kita bisa keluar dari wabah Covid-19 ini. Aamiin.

KBC-027/Kombes-Jateng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun