Adanya peraturan lockdown, yang membuat semua masyarakat terkena imbas karena tidak diperbolehkan pergi ke luar rumah jika tidak ada hal yang sangat penting, hingga semua masyarakat mengurangi kegiatan di luar.Â
Secara otomatis, hal ini akan sangat berpengaruh bagi pendapatan atau pemasukan masyarakat yang sehari-harinya mencari pendapatan di luar, terutama mereka para pedagang, sopir angkutan, dan para pekerja lainnya.
Anak-anak sekolah dari mulai jenjang TK/PAUD, SD, SMP, SMA, tidak menjalankan kewajibannya untuk setiap hari belajar di sekolah, dan pembelajaran di ganti belajar di rumah. Dan di setiap tahun ajaran memang sudah menjadi program sekolah agar anak-anak belajar menabung di sekolah. Hal itu dimaksudkan untuk mengajarkan anak untuk belajar hidup hemat dan sederhana.Â
Selain itu juga untuk mengurangi beban orangtua murid agar biaya sekolah bisa di bayarkan dengan uang tabungan. Untuk hal ini hanya berlaku di pendidikan anak usia dini yaitu TK/PAUD, yang masih ada biaya Syahriah setiap bulannya.
Mengingat adanya pandemi Covid-19 saat ini, di mana kebutuhan semakin meningkat sementara pemasukan berkurang, di tambah lagi kebutuhan menjelang bulan Ramadhan dan bulan Syawal yang pastinya pengeluaran tambah banyak, maka dari sekolah kami yaitu di PAUD, kemarin mengeluarkan kebijakan untuk membagi uang tabungan anak-anak yang di bagi lebih awal, padahal sesuai program sekolah pembagian tabungan seharusnya di lakukan pada saat bersamaan penerimaan buku laporan perkembangan anak (raport) yang biasa di lakukan pada setiap akhir tahun.
Walimurid pun menyambut baik kebijakan ini, karena memang selama lockdown dari walimurid mengakui banyak sekali kebutuhan yang harus di penuhi, sementara pemasukan sedikit yang di dapat.Â
Bahkan bagi walimurid yang menjadi ibu rumah tanggapun mengaku serba prihatin karena suaminya yang di perantauan terpaksa tidak bisa pulang sehingga uang yang di kirimkan untuk kebutuhan di rumahpun tidak se rutin biasanya, karena di perantauan juga hasil suaminya dengan adanya Covid-19 ini hasil kerja yang di dapat juga berkurang.
Kebijakan sekolah membagi tabungan lebih awal di masa Covid-19 ini cukup membuat para walimurid menghela nafas lega, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan yang serba meningkat ini dari hasil mereka menabung sebelum ini.Â
Tidak di pungkiri, walaupun menabung itu hakikatnya pembelajaran untuk anak, tapi untuk sekolah TK/PAUD yang menabung adalah orangtuanya, sehingga hasil akhir tabungan rata-rata cukup besar. Mereka menabung di sekolah dengan alasan titip, karena menabung di bank setiap hari nominal 10 ribu-50 ribu kan tidak mungkin.
Mudah-mudahan pandemi Covid-19 cepat berakhir dan kita semua, termasuk anak-anak bisa mengikuti tahun ajaran baru di sekolah secara normal kembali.
KBC-027/Kombes-Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H