Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menunda Kepulangan, Ikhtiar Tanggap Covid-19

10 April 2020   15:19 Diperbarui: 10 April 2020   15:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Jum'at 10 April 2020, adalah hari libur nasional, yaitu hari wafat Isa Al Masih(hari Paskah). Kemudian esoknya hari Sabtu, dimana sudah banyak pabrik-pabrik yang membuat peraturan untuk meliburkan karyawannya. Setelah itu hari Minggu, jelas semua karyawan dan pekerja lain memang di liburkan. Jum'at-Sabtu-Minggu, pada pekan ini berarti merupakan libur panjang, karena berlangsung sampai 3 hari.

Mungkin itulah yang membuat banyak pesan-pesan di medsos untuk 3 hari ke depan benar-benar kita melakukan lockdown total, tidak boleh keluar walaupun berjemur sekalipun(dan kenyataannya masih saja ada orang yang keluar dengan alasan masing-masing), karena disinyalir dalam 3 hari ke depan, angin utara akan bertiup menuju ke selatan yang membawa wabah Covid-19 menuju Australia dan akan melewati Indonesia.

Benar tidaknya berita itu, yang penting kita harus selalu waspada, dan taat peraturan untuk tetap diam di rumah, jika tidak ada hal yang sangat penting. Pesan-pesan di medsos untuk tidak keluar selama 3 hari ke depan juga kemungkinan di maksudkan untuk mencegah membludaknya arus mudik yang biasa dilakukan para pemudik jika libur panjang.

Sebagaimana suamiku yang kebetulan nasibnya jadi perantau, sebenarnya keinginan untuk pulang kampung sangat besar, sejak 2 minggu yang lalu. Namun karena dari pabrik ia bekerja belum di liburkan, maka libur 3 hari ini terpaksa tidak melakukan pulang kampung, mengingat kondisi sekarang ini, di khawatirkan kepulangannya dalam perjalanan nanti malah membawa Virus, maka akan menambah masalah.

Padahal di rantau sana, ia sendiri, teman-temannya sudah lebih dulu pulang kampung, karena memang dari tempat kerjanya sudah di liburkan. Suamiku kadang sekedar mau cari makan saja susah, karena di rantau sudah sepi orang berjualan. Terenyuh rasanya sebagai istri jika membayangkan hal itu. Tapi mau gimana lagi, ini harus di jalani, bersama-sama.

Semoga kita semua selalu sabar, tawakal, dan tetap ikhtiar.

Niat suamiku untuk menunda kepulangannya ke kampung halaman merupakan ikhtiar, untuk tanggap Covid-19, demi sehatnya keluarga dan lingkungan sekitar. Demikian juga kami, kesabaran kami sekeluarga untuk bertemu dengan suami dan ayah, juga merupakan sebagai ikhtiar yang harus dilakukan. Semoga demikian juga dengan para suami dan keluarga yang lain, untuk selalu patuh pada peraturan yang di berlakukan pemerintah dengan adanya wabah ini, sehingga kita bisa segera keluar sebagai pemenamg dalam perjuangan memerangi wabah Covid-19.

KBC-027/Kombes-Jateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun