Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Hujan sebagai Turunnya Keberkahan

6 April 2020   13:03 Diperbarui: 6 April 2020   12:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan yang mengguyur tanah desa kami sejak dari pagi hari hingga siang ini, sepertinya merata, mungkin terjadi juga di seluruh kecamatan, bahkan wilayah Kabupaten. Biasanya, jika setelah pagi atau malam hari hujan, maka akan membuat orang malas untuk beraktifitas, apalagi untuk musim sekarang ini, dimana kita dianjurkan untuk tetap di rumah masing-masing, guna menghindari penyebaran dari wabah Covid-19. Maka di saat hawa dingin disertai hujan yang tidak terlalu besar ini (gerimis), setelah makan siang kegiatan yang paling cocok adalah melakukan istirahat dengan tidur siang.

Kembali kita ke pembicaraan hujan. Bagi sebagian orang, yang dengan adanya suatu kepentingan, misalnya membangun rumah, membangun jalan, orang yang mau hajatan, atau yang sedang panen, misalnya, karena mereka beranggapan bahwa datangnya hujan akan menghambat pekerjaan mereka.

Maka mereka berusaha untuk mencegah datangnya hujan dengan meminta doa kepada pawang hujan, yang nyata-nyata perbuatan tersebut jelas-jelas bukti tidak mensyukuri nikmat Tuhan. Dan Allah sendiri mengutuk perbuatan ini, karena dengan mempercayai kekuatan selain Allah, berarti kita sudah termasuk Syirik, dan itu suatu dosa besar bagi Allah SWT.

Padahal kalau kita mau bersyukur, hujan merupakan keberkahan Allah SWT, yang diturunkan untuk semua makhluk-Nya di muka bumi. Kita juga sering mengalami, Jika musim kemarau tiba. Kekeringan melanda, susahnya kita mendapat air, pasti menjadi suatu masalah di setiap wilayah. 

Belum lagi cuaca yang panas, membuat apa yang kita tanam tidak tumbuh, gersang. Para petani juga gagal panen. Namun dengan datangnya hujan, bukan saja kita manusia, namun semua makhluk di muka bumi akan merasa gembira, seakan mereka seperti hidup kembali dari kekeringan.

Kita semua merasa prihatin,  bumi kita ini sedang di rundung masalah dengan mewabahnya virus Corona yang masih juga belum berkesudahan. Pemerintah pun, dengan berbagai cara sudah berupaya untuk mencegah semakin mewabahnya virus tersebut, di awali dengan surat edaran di setiap instansi yang berisikan himbauan untuk menghentikan kegiatan di luar rumah selama 14 hari hingga kemudian libura corona ini diperpanjang. 

Semua dilakukan dengan tujuan semata-mata untuk memutuskan mata rantai penularan covid-19. Dan dari semua masyarakat pun sudah mematuhi himbauan tersebut dengan berdiam diri di rumah, dan mengisi waktu dengan bersih-bersih rumah atau melakukan pekerjaan lainnya.

Bagaimanapun usaha sudah dilakukan, dan kita terus waspada. Selebihnya kita harus terus berdoa dan bertawaqal, hanya kepada Allah semata. Semoga hujan yang turun siang ini dapat meluluhlantakkan virus-virus yang merebak di bumi kita tercinta ini, agar kita bisa bebas dari belenggu kekhawatiran. Dan kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Amin.

Kita harus selalu iman dan percaya pada kekuatan Allah. Dalam Al-Qur'an, surat Asy-Syuura, Allah berfirman yang artinya, "Dan Dialah yang menurunkan hujan, sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah yang Maha Pelindung lagi maha Terpuji". (QS. Asy-Syuura (41) :28), di kutip dari duniahalal.com

Selain usaha, doa, kita juga harus perbanyak membaca Shalawat. Shalawat Thibil Qulub, di yakini dapat mencegah  sekaligus mengobati semua jenis penyakit. Karena sebelum adanya virus corona pun, Shalawat tersebut sudah ada semenjak dahulu, dan pastinya sudah biasa di lafalkan setiap muslim. Bacaan Shalawatnya adalah sebagai berikut :

"Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin thibil qulubi wa dawa ihha wa afiyatin abda ni wa shifa ihha wa nurril absyor wa niya ihha wa alla alihi wasohbihi wassalam"

Semoga bermanfaat

KBC-027/Kombes

KBC-027/Kombes-Jateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun