Adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan diri, terutama di masa sekarang, dimana wabah Corona masih ada di Indonesia, membuat masyarakat kemudian menggunakan alat pelindung diri (APD), salah satunya menutup hidung dan mulut dengan menggunakan masker.
Dengan kesadaran tersebut, membuat semua orang merasa membutuhkan masker, kemudian mereka beramai-ramai untuk membelinya, membuat toko-toko maupun apotek di beberapa daerah kehabisan persediaan atau stock masker. Kehabisan persediaan masker juga di picu oleh sebagian warga yang memborong masker dalam jumlah besar untuk di jual kembali.
Harga masker naik secara signifikan
Dari vivanews diberitakan, Â kelangkaan masker sekitar bulan Februari lalu, bukan hanya di Jakarta saja, tapi seluruh kota-kota di Indonesia juga kehabisan masker.Â
Kelangkaan tersebut di sebabkan karena banyaknya permintaan pembeli. Di toko-toko maupun apotek, harga masker naik secara signifikan. Sebelum wabah corona, masker di jual 2.000 per buah, sekarang 5.000 sampai 6.000 per buah. Bahkan kemudian harga tersebut terus naik, untuk satu dus yang berisi 50 buah masker, dijual dengan harga 500.000, dan itupun di jual terbatas.
Sementara itu di Solo, beberapa toko alat kesehatan(alkes) dan beberapa apotek juga kehabisan stok masker. Menurut Aan, pemasok masker untuk apotik dan toko alkes, dirinya merasa kewalahan dengan banyaknya pesanan masker yang datang.Â
Permintaan pesanan  ke Hongkong saja waktu itu sampai 20.000 bok, namun kami hanya sanggup mengirim 5.000 bok saja, demikian kata Aan. Harga yang di berikan kepada pelanggan pun naik, dari semula 70.000-80.000 per bok, sekarang naik 195.000-250.000 per bok.
Kelangkaan masker dan melonjaknya harga masker, membuat Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto justru menyalahkan pembeli. "Salahnya sendiri, kok beli ya?" Kita tidak perlu menggunakan masker kalau tidak sakit.Â
Masker hanya untuk orang-orang yang sakit, agar penyakitnya tidak menular ke orang lain", Â begitu kata Terawan saat di tanya Wartawan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Februari lalu.(pojoksatu.id)
Memang benar, dengan membludaknya permintaan akan masker, maka harga masker melonjak tinggi, dan ini akan memberi peluang bagi para spekulan pasar untuk menjatuhkan harga yang mencekik leher bagi konsumen. Sebaliknya dengan turunnya permintaan, maka harga masker juga akan turun sendiri. Maka kita harus pandai-pandai berhemat dalam situasi seperti sekarang ini.