Terbangun dari tidur pagi tadi, rasanya kok malas banget. Ga tau kenapa. Padahal biasanya langsung mandi, shalat Subuh, masak, dan bebenah. Memang hanya itulah pekerjaanku selama lockdown akibat Covid-19.Â
Kami mematuhi peraturan untuk tidak ke luar rumah, jika tidak ada hal yang sangat penting. Mungkin itu salah satu yang membuatku bermalas-malasan untuk bangun. Tapi aku ingat anak-anak, ingat orangtua, bagaimanapun aku harus menghidangkan makanan untuk mereka. Akhirnya kupaksakan juga untuk pergi ke dapur untuk memasak.
Mungkin karena sudah sering menulis, di mana mencari dan berbagi tulisan, kalau inspirasinya bukan dari diri sendiri ya pasti dari membaca artikel teman atau sahabat lain, atau dari browshing di berbagai media. Karena dengan berbagai pengetahuan yang di dapat kemudian di bagikan kepada orang lain, secara otomatis bukan hanya yang membaca saja yang mendapat pengetahuan, namun wawasan kita juga semakin bertambah. Â
Walaupun aku sudah berusaha untuk tetap semangat dalam menjalani hari, diantaranya dengan selalu mengingat motto hidup, "hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini", namun sepertinya itu masih kurang. Karena itu aku penasaran dan ingin tahu, apa sih yang membuat malas, dan bagaimana mengatasi rasa malas?
Menurut hellosehat, untuk mengusir rasa malas, kita cukup dengan bertanya pada diri dengan tiga pertanyaan:
1. Bertanya pada diri dengan kata "why", atau "kenapa"
Dengan bertanya mengapa atau kenapa, maka kita akan menggali jawaban dari pertanyaan tersebut.
Contoh: -mengapa aku harus memasak?
-Mengapa aku harus bersih-bersih rumah?
-Mengapa aku harus mendampingi anak-anak dalam belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka?
Dengan adanya pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka kita akan menemukan jawabannya, yang tentunya akan menuju pada kebutuhan yang memang mau tidak mau harus di penuhi.
2. Bertanya pada diri "apa yang salah"
Kadang dalam mengerjakan  sesuatu, kita dihadapkan pada suatu pekerjaan yang kurang kita sukai. Jika kita merasa malas, maka tanyakan pada diri, "apa ini yang saya inginkan?", atau "apa yang harus saya lakukan?". Dengan begitu kita akan tahu kekurangan kita, dan kita mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kata hati kita.
3. Bertanya pada diri, "apa yang harus saya lakukan"
Nah, setelah kita tahu mengapa "why" dan tahu apa yang salah, otomatis kita juga tahu apa yang selanjutnya harus di lakukan bukan? Sebagai contoh misalnya, muncul pertanyaan, kenapa saya harus mendampingi anak-anak dalam belajar di rumah, karena untuk saat ini anak-anak tidak di dampingi oleh guru-gurunya?Â
Jawabannya karena mereka harus belajar, walau di liburkan. Dan karena biasa di dampingi oleh gurunya, dan sekarang di dampingi orangtua, pasti berbeda, sehingga anak tidak bisa maksimal dalam belajar.Â
Orangtua harus bertanya pada diri, apa yang salah, apa kekurangannya. Atas pertanyaan diri tersebut, dan tahu kekurangannya di mana, pasti orangtua akan berusaha untuk memperbaiki diri, agar pendampingan belajar terhadap anak bisa berjalan dengan hasil maksimal.
Itulah kira-kira salah satu bentuk motivasi, jika kita sedang merasa malas dalam menghadapi pekerjaan. Dan tentunya, kesehatan juga berpengaruh besar dalam menumbuhkan semangat kerja. Mana ada orang dalam keadaan sakit bisa bergairah dalam bekerja. Maka itu, selalu jaga kesehatan, agar semangat selalu tumbuh.
Nur Khasanah
KBC-027/Kompasianer Brebes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H