Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jeritan Hati Tim Medis dalam Menangani Pasien Corona

24 Maret 2020   12:04 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:14 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita korban Coronavirus yang semakin hari semakin bertambah, membuat kita semua prihatin dan bertanya-tanya, sampai kapan duka ini akan berakhir? Berbagai media mengabarkan keganasan Virus ini, merenggut nyawa secara paksa orang-orang yang sebelumnya di katakan sehat. Di kabarkan di berbagai media, hingga kemarin sore, di Indonesia per 23 Maret 2020, ada total kasus 579, dengan rincian 500 orang di rawat, 30 orang dinyatakan sembuh, dan 49 orang di nyatakan meninggal dunia.

Sungguh, ini suatu cobaan yang sangat berat bagi seorang dokter, perawat, maupun tim medis lainnya yang merupakan garda terdepan dalam menangani pasien Corona ini. Dan peristiwa ini mungkin seumur-umur baru kali ini mereka alami. Mereka di hadapkan pada dua pilihan yang sama-sama pahit. 

Menolong orang dan ikut terkena dampak menularnya virus ke tubuhnya, atau meninggalkan pasien dan mendapat julukan sebagai tim medis yang lari dari tanggungjawab atas tugas dari pekerjaannya? Namun mereka memilih maju sebagai garda terdepan dalam melawan virus yang mewabah, merebut nyawa seseorang dari Malaikat pencabut nyawa. Tak dihiraukan keselamatan dirinya,demi keselamatan orang lain.

Pakaian yang mereka kenakan pun berlapis-lapis beserta atributnya, kantong tangan, masker, dan kaca pelindung demi mencegah masuknya virus ke tubuhnya. Walaupun begitu, tetap saja ada berita buruk yang menimpa beberapa tim medis, di mana mereka dalam menangani pasien juga ikut terkena virus,  dan tidak dapat tertolong lagi. Sungguh mereka adalah pejuang mulia.

Kita merasa sangat terharu membaca berita di berbagai media sosial, di mana 6 dokter spesialis telah gugur dalam menjalankan tugasnya, berperang melawan wabah Corona. Mereka korbankan kepentingan sendiri, keluarga, demi kepentingan orang lain ataupun kepentingan orang banyak.

Ada juga di media sosial vedeo yang menayangkan kejadian, di mana ada seorang perawat muda yang meninggalkan pesan untuk keluarga tercintanya. Ia bercerita tersendat-sendat sambil menangis, bahwa di rumah sakit tempat Ia bekerja, dua orang rekan kerjanya juga telah meninggal dalam tugasnya merawat pasien yang terkena Virus tersebut. 2 orang temannya lagi sudah ter isolasi, dan 5 temannya yang lain di nyatakan sudah suspect. Sementara ada juga beberapa temannya yang sehat, namun tidak bisa pulang karena mereka juga di nyatakan sudah terpapar Covid-19.

Dari tim medis juga menghimbau agar kita yang masih sehat, selalu menjaga kesehatan diri, dan selalu rajin untuk mencuci tangan, setiap atau setelah memegang suatu benda, apalagi jika mau makan dan setelah makan. Ia juga memohon kepada semua untuk mematuhi peraturan agar tidak keluar rumah dan melakukan social distancing, yaitu membatasi diri untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keramaian atau orang banyak, dengan tujuan untuk menghambat penularan Covid-19 kepada orang lain.

Karena jika kita tidak mematuhi aturan tersebut, bisa saja orang yang sudah dinyatakan sembuh pun sebenarnya belum negatif dari virus, maka akan menularkan kepada orang yang sehat, sehingga akan semakin menambah banyak jumlah kasus Covid-19. Hal ini di khawatirkan pasien tambah banyak hingga rumah sakit pun tidak bisa menampung lagi dan tidak maksimal dalam menangani pasien Corona, sehingga akan bertambah jatuhnya korban. Baju dokter dalam menangani pasien pun terbatas jumlahnya, karena setiap kali di pakai akan di buang, tidak bisa di pakai lagi.

Kata-kata yang di ucapkan seorang tim medis dalam vedeo di sebuah medsos tersebut, seolah mewakili jeritan hati para tim medis lain saat ini yang sedang berjuang dalam tugas-tugas mereka. Hati nurani kita juga terenyuh karenanya.

Mari kita bantu para tim medis dengan mematuhi bersama, anjuran pemerintah untuk tetap diam dirumah, melakukan kebersihan diri agar kita tetap sehat. Dan mari jadikan peristiwa ini sebagai muhasabah diri, agar kita selalu mengingat-Nya, dengan berdzikir, dan berdo'a, memohon segala ampunan-Nya, semoga yang Kuasa mengakhiri bencana negeri ini, mengembalikannya menjadi negeri yang aman, tenteram dan damai.

Nur Khasanah
KBC-027/Kompasianer Brebes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun