"Perlu untuk terus berinovasi disertai digitalisasi di setiap bidang," kata Naek. "Ini untuk merawat pertumbuhan ekonomi Papua tetap tinggi. Contohnya, perdagangan di Papua pun bukan lagi hanya perdagangan konvensional, tetapi bisa beralih ke marketplace,'' kata dia. Ia percaya pentingnya digitalisasi sebagai motor penggerak ekonomi, Â di samping usaha-usaha produktif lainnya.
Bila semua itu berjalan sesuai rencana, Naek yakin pertumbuhan ekonomi Papua di 2022 akan terus berada di atas 10 persen.
Semua itu dimungkinkan karena saat ini warga Papua pun telah menikmati aliran listrik 24 jam, sebagaimana kawasan barat Indonesia. Anak-anak warga Papua pun sudah tak lagi harus belajar dengan penerangan pelita atau bahkan obor.
Aliran listrik 24 jam penuh itulah yang telah menjadi pintu gerbang masuknya sebagian besar warga Papua secara utuh ke dalam kehidupan modern. Pasalnya, siapa bisa membantah kalau energi listrik saat ini tidak hanya berguna secara konvensional untuk penerangan, melainkan juga menyokong, bahkan menjadi keharusan bagi beragam aktivitas kehidupan modern.
Bahkan kalau pun dari sisi pemenuhan kebutuhan penerangan saja, aliran listrik yang terjamin 24 jam penuh membuat semua aktivitas tidak lagi terkendala urusan cahaya penerangan. Belajar bisa 24 jam full kalau mau. Berjualan, apalagi secara online pun, Â bisa nonstop 24 jam penuh. Artinya, produktivitas warga Papua meningkat, dan kesiapan mereka untuk hidup di alam modern yang mendorong proaksi, keberanian mengambil risiko, efisiensi dan efektivitas pun jelas maju pesat.
Data lain yang menarik, tingginya pertumbuhan papua itu jutru diraih manakala pandemi berlangsung. Itu di sisi lain menunjukkan keunggulan manajemen Pemprov Papua dan Pemkab-pemkab di wilayah itu dalam mengatasi pandemi Covid-19.
 Â
Keandalan manajemen Covid-19 itu terbukti saat ini, manakala Papua menempati tempat tertinggi dalam banyaknya wilayah yang telah menjadi zona hijau alias bersih dari Covid-19! Dari 37 wilayah yang telah masuk zona hijau, delapan di antaranya adalah wilayah kabupaten/kota di Papua serta Papua Barat. Hal tersebut berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 per 21 November, Â yang dirilis Rabu (24/11). Â Sementara, di Jawa-Bali sendiri kebanyakan daerah masih berada di level zona kuning.
Sebagai info untuk menyamakan pemahaman, zona hijau atau daerah yang tidak mengalami penambahan kasus virus corona (Covid-19) baru memiliki angka kesembuhan di atas 95 persen.
Oh ya, jempolnya kinerja manajemen Covid-19 pemerintah juga dibuktikan dengan kian menurunnya zona kuning atau wilayah dengan risiko rendah penularan covid-19, dari 480 daerah menjadi 477 daerah, karena lainnya masuk zona hijau.
Namun yang perlu dikasih tabik, pemerintah tidak lantas menepuk dada dan mengendorkan kewaspadaan. Buktinya, pemerintah tetap menerapkan perpanjangan masa PPKM di luar Jawa-Bali pada 23 November sampai 6 Desember 2021. Penerapan level PPKM tersebut didasarkan pada persentase capaian vaksinasi Covid-19 di masing-masing daerah.
Sebagaimana dijelaskan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dosis vaksinasi yang kurang dari 50 persen dinaikkan menjadi 1 level PPKM. Dengan demikian, terdapat 109 kabupaten/kota di PPKM level 3, kemudian 200 kabupaten/kota di level 2, dan 77 kabupaten/kota di level PPKM 1.
Yang menggembirakan, secara keseluruhan, kasus aktif besar mencapai 8.126 kasus atau 0,19 persen dari total kasus. Jumlah tersebut sudah jauh menurun dibandingkan puncak kasus sebelumnya.