Siapa yang tidak mengenal kisah Mahabharata? Kisah yang menceritakan perang antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan takhta Hastinapura. Bicara soal kisah Mahabharata, kita pasti sudah tidak asing dengan tokoh yang bernama Drupadi. Drupadi merupakan salah satu tokoh wanita dalam kisah Mahabharata yang berkedudukan sebagai isteri dari kelima tokoh Pandawa. Kisah Drupadi menjadi ikonik dalam sejarah Mahabharata karena mengangkat isu patriarki dan pelecehan seksual.
Sebagai wanita yang memiliki lima suami, Drupadi mendapatkan julukan wanita poliandri. Drupadi terkenal memiliki budi yang luhur, kebijaksanaan, sabar, teliti, setia, serta berbakti kepada para suaminya. Statusnya sebagai seorang anak raja menunjukkan bahwa Drupadi merupakan wanita terpandang yang kehormatannya begitu dijunjung tinggi. Namun, siapa sangka bahwa kehormatan yang selama ini terjaga dirampas secara tidak manusiawi oleh permainan dadu yang membutakan nalar dan ego para Pandawa.
"Diamnya orang benar lebih jahat daripada perbuatan iblis" salah satu dialog yang sangat merepresentasikan kekecewaan Drupadi kala dirinya dipertaruhkan di meja judi. Dilucuti, ditelanjangi, diseret ke tengah banyaknya pasang mata yang memandang tubuhnya dengan nafsu membara. Hanya karena sebuah janji, kehormatannya dikorbankan demi menjaga nama baik gelar kesatria. Harga dirinya yang terinjak-injak itu menimbulkan pergolakan batin dan ledakan emosi yang tiada tara.Â
Di mana kepedulian para Pandawa terhadap isterinya? Jika alasan mereka mengorbankan Drupadi demi sebuah janji yang harus ditepati karena mereka adalah seorang kesatria, maka di mana pertanggungjawaban mereka pada aturan kesopanan terhadap wanita dan aturan menjunjung tinggi kehormatan serta reputasi? Kedua aturan tersebut juga merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang kesatria.Â
Keegoisan dan kecerobohan Yudistira menyebabkan penderitaan bagi Drupadi dan saudara-saudaranya. Ia hanya bisa mengeluarkan air mata atas kemalangan yang dialami isterinya, namun sifatnya yang selalu mengalah membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Mana sosok Bima yang terkenal kuat dan menakutkan bagi musuh itu?Â
Nyatanya, ia hanya bisa memendam kemarahan tanpa melawan saat keberaniannya sedang dibutuhkan. Apalagi Arjuna, orang yang paling dicintai oleh Drupadi, apakah rasa cinta itu mampu menyelamatkan kehormatannya? Janji membuatnya tidak bisa berkutik. Begitu juga Nakula dan Sadewa, benarkan keduanya menahan tangis dalam hatinya? Ego mereka yang lebih kuat membuat mereka menjadi pengecut seperti yang saudara-saudaranya lakukan.Â
Di tengah dominasi laki-laki, Drupadi berjuang mempertahankan harga dirinya. Sifatnya yang tahan banting membuatnya berani melawan dalam memperjuangkan haknya dan melawan segala ketidakadilan yang menimpanya. Rasa dendam yang bergejolak dalam dadanya membuat ia tak segan-segan untuk "membunuh" demi memenuhi sumpahnya.Â
Kemampuan Drupadi dalam mengatasi kesulitan dengan cara terhormat itulah yang membuat ia menjadi teladan bagi perempuan lain. Dia bisa menjadi perempuan yang penuh welas asih, di sisi lain ia juga dapat menjadi malapetaka bagi orang-orang yang berdosa padanya. Sebagai seorang perempuan, ia berhak dan bertanggung jawab atas tubuh dan pilihannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H