Mohon tunggu...
Nur Kamila Utami
Nur Kamila Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya merupakan seorang mahasiswa aktif dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang gemar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan, Metode, dan Strategi dalam Menyampaikan Pesan Islam

14 Juni 2024   19:19 Diperbarui: 14 Juni 2024   19:39 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Syamsul Yakin dan Nur Kamila Utami

Dosen dan Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hubungan retorika dan dakwah begitu dekat. Retorika adalah seni berbicara, dakwah secara definitif berarti mengajak dengan cara berbicara. Dakwah yang dilakukan dengan bahasa yang indah akan memesona mad'u.

Retorika mengenal komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan. Dalam dakwah, dikenal bentuk dakwah billisan dan bilkitabah (tulisan). Spektrum dakwah tidak hanya menyeru dengan berbicara tapi juga mengajak dengan tulisan.

Retorika juga mengenal komunikasi nonverbal, baik tatap muka maupun tatap maya, Dalam dakwah, dikenal  bentuk dakwah bilhal. Dakwah bilhal bisa secara online bisa juga offline. Dalam retorika, dikenal bahasa tubuh dan gerakan tubuh, itulah yang dalam bahasa dakwah sebagai menyampaikan keteladanan atau panutan.

Jija retorika berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, dakwah juga berkembang dari kegiatan agama menjadi kajian agama. Retorika bermula sebagai warisan budaya kemudian berkembang, dakwah juga berkembang jadi ilmu dakwah yang sistematis, logis, dan dapat diakui.

Tujuan retorika adalah menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif, maka pesan dakwah yang  terdiri dari akidah, syarjah, dan akhlak dapat disampaikan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Bahkan tujuan retorika dan dakwah, pada batas tertentu, sama-sama edukatif.

Jika konteks tujuan retorika persuasif, dakwah memiliki metode dakwah, yakni bilhikmah, ceramah, dan diskusi yang harus disampaikan dengan lemah lembut.

Untuk pengembangan retorika disyaratkan menggunakan bahasa baku, berdasar data dan riset, syarat yang sama berlaku bagi dakwah, baik billisan, bilkitabah, dan bilhal. Apalagi kalau menimbang mad'u kian kritis dan rasional.

Di dalam retorika, Aristoteles memperkenalkan pathos, logos, dan ethos, para dai harus memiilki ketiganya, baik intelektual maupun spiritual. Namun dalam konteks pathos, ekspresi sedih atau gembira para dai bukan retorika semata.

Berdakwah haruslah menguasai retorika verbal dan nonverbal. Sebaliknya beretorika juga diharapkan memasukkan konten dakwah, baik akidah, syariah, dan akhlak. Dakwah tanpa retorika lumpuh, retorika tanpa muatan dakwah buta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun