Mohon tunggu...
Nur Kamila
Nur Kamila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kontroversi Islamisasi Ilmu Pengetahuan

11 September 2016   11:40 Diperbarui: 11 September 2016   11:48 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islamisasi ilmu pengetahuan lahir pada abad ke-8 M. pada saat itu proses islamisasi berkembang pesat secara besar-besaran. Pada saat itu awal mula dilakukannya penerjemahan terhadap karya-karya dari Persia dan yunani, yang kemudian di maknai ulang yang kemudian di sesuaikan dengan konsep agama islam.

Dan terus berlanjut hingga era modern saat ini. Namun pada era modern saat ini terdapat pro dan kontra di berbagai golongan terhadap islamisasi ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun sebelum kita membahas lebih lanjut, kita harus memahami dan mengetahui apa makna dari islamisasi ilmu pengetahuan itu sendiri.

Islamisasi ilmu pengetahuan ialah memproyeksi kembali tujuan dengan sedemikian rupa dan memperkaya wawasan islam dan menggagas islamisasi ilmu pengetahuan untuk memperbaiki serta membina disiplin manusia, sains, social, dan melakukan proses  pemisahan dan konsep yang membentuk kebudayaan barat dan memasukkan konsep islam pada setiap cabang ilmu pengetahuan.

Ketika mendengar istilah islamisasi ilmu pengetahuan, disini sebagian ilmu yang belum mendapat label islam perlu di berikan label tersebut. Saat ini telah banyak ilmu-ilmu yang mendapat label tersebut dan sudah sering juga di pergunakan, misalnya ekonomi islam, kimia islam, fisika islam dan masih banyak lagi. Namun dengan di munculkannya hal tersebut, banyak orang yang menggunakannya dengan sembarangan atau engan tidak sewajarnya bahkan perbuatannya itu merusaknya, seperti yang di pergunakan dalam pemberian nama bom islam. Dengan perlakuannya yang seperti itu sangatlah merusak citra islam it sendiri. Karena untuk memberikan label tersebut seseorang harus berfikir terlebih dahulu barang atau ilmu apa yang akan di berikan label islam. Karena untuk memberikan label tersebut seseorang harus memiliki kepentingan akidah, kepentingan kemanusiaan, kepentingan peradaban, dan kepentingan ilmiah.

Setelah dimunculkannya seputar  islamisasi ilmu pengetahuan hal ini telah lama menimbulkan perdebatan di kalangan umat islam. Setelah di keluarkannya pada sekitar 30 tahun yang lalu, berbagai sikap pro dan kontra terus bermunculan. Pihak yang terhadap islamisasi ilmu pengetahuan menyambutnya moment ini sebagai awal dari kebangkitan umat islam. Namun berbeda pendapat bagi kontra terkait dengan di munculkannya hal tersebut, mereka mengangggapnya hal ini hanya sebagai obat sakit hati karena ketertinggalan umat islam dari peradaban barat, dan hal ini hanya membuang-buang waktu dan tenaga dan mereka menganggapnya hal tersebut akan   melemah seiring perjalanan waktu.

Adapu aktivitas yang dilakukan oleh golongan yang pro terhadap islamisasi ilmu pengetahuan, peran mereka sangatlah penting untuk mengokohkan dan memurnikan kembali konsep islamisasi ilmu pengetahuan terhadap ide  masing-masing, tetapi itu dimaksudkan untuk merekonstruksinya bukan mendekonstruksinya.

Gerakan ini juga mendapatkan dukungan dari tokoh terkamuka yaitu Jaafar syeikh idris, beliau adalah seorang ulama yang pernah mengajar di universitas king abdul azis di arab Saudi. Beliau menyarankan agar supaya para ilmuwan muslim membawa pandangan islam ke dalam bidang dan karya akademis mereka dalam rangka perbaikan social islam. Tidak hanya tokoh yang berasal dari luar saja yng mendukung hal tersebut, akan tetapi di indonesiapun ada beberapa tokoh yang mendukung di munculkannya islamisasi ilmu pengetahuan tersebut, seperti Am. Syaifuddin menurut beliau islamisasi ilmu pengetahuab itu adalah sesuatu yang memang harus di lakukan untuk menjadikan islam menjadi lebih baik kedepannya. Karena beliau menganggap kemundura n generasi yang akan dating berawal dari kurangnya pengetahuan sehingga membawanya kepada posisi yang sangat buruk. Dan peringatan lain menegaskan agar hal ini perlu di lakukan dengan sebaik-baiknya dan perlu di lakukan dengan  bekerja sama dan terbuka di antara para tokoh ilmuwan agar tercipta sebuah ilmu pengetahuan yang berwajah islami.

Lahirnya gagasan islamisasi ilmu pengetahuan tidaklah berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan, tidak semua umat islam menyepakati di munculkannya ide tersebut. Menganggap semua ilmu sedah islami karena sentralnya hanya satu Allah SWT. Ada pula yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan tidak perlu di islamkan karena tidak ada yang salah di dalam ilmu pengetahuan itu sendiri, masalahnya hanya orang yang menjalankan  yang menyalahgunakannya. Dan bahkan beliau berkata bahwa kita tidaklah perlu bersusah payah membuat perubahan dan membuat ilmu pengetahuan yang islami. Lebih baik kita memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin untuk berkreasi dan beliau berkata semua ini bergantung pada kualitas moral penggunanya.

Kontroversi yang terjadi di kalangan umat muslim merupakan tantangan tersendiri bagi uamt muslim. Pendapat yang di berikan oleh para ilmuwan berkisar tentang metodologi dalam islamisasi. Dalam pertentangan tersebut terdapat pihak yang menguatkan dan ada pula yang melemahkan terhadap islamisasi. Namun semua pernyataan tersebut kita perlu melihat siapa yang mengeluarkan pendapat dan bagaimana cara pemikirannya sehingga kita tidak menerimanya begitu saja dan kita perlu mempertimbangkannya dan memilih pendapat siapa yang perlu kita ambil. Dalam keadaan yang seperti ini ranah epistemology memang tidak bias di pisahkan dalam hal ini. Epistemology merupakan unsure budaya yang berhubungan langsung dengan system nilai sebagai suatu yang mengkonsruksikan pola pikir karena epistemology memang terbukti yang menjembatani pola pikir dan perilaku manusia. Epistemology merupakan konsep atau cara dan menjadi sudut pandang manusia dalam mengalami, memahami, dan bersikap terhadap realitas.

Kedudukan epistemology sangatlah memiliki peran penting dalam islamisasi ilmu pengetahuan, karena melihat kontroversi di berbagai kalangan umat islam yang membuat kita sebagai orang awam menjadi bingung, dan tindakan apa yang perlu kita lakukan.

Epistemology itu sendiri adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Di samping itu landsan epistemology juga memiliki arti yang sangat penting bagi bangunan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa epistemology barat dan epistemology islam berbeda.

Epistemology barat memang menjadi referensi dalam pengembangan iptek. Epistemology yang di kembangkan oleh lmuwan barat telah mempengaruhi pola pikir ilmuwan di seluruh dunia, terutama para ilmuwan muslim. Seiring dengan berjalannya waktu mereka telah mensosialisasikan teknologi mereka, dan kita tidak menyadari bahwa kita telah di belenggu oleh epistemology barat.

Epistemology islam secara menyeluruh tidak bertolak belakang dari pengetahuan epistemology barat, ada titik-titik persamaan dan perbedaannya. Titik persamaannya adalah keberadaanya di terima secara universal, seperti indera dan akal sebagai salah satu alat untuk menerima ilmu pengetahuan. Namun islam mengakui keterbatasan indera dan akal yang di milikinya. Akhirnya ilmu dalam islam di rancang dan di bangun melalui sumber spiritual yang bersumber dari wahyu Allah SWT.

Dengan menyadari kondisi umat islam yang tertinggal jauh dari kemajuan barat dan bahaya yang akan terjadi, maka gerakan yang mendesak untuk memberitahukan islamisasi ilmu pengetahuan di berbagai belahan dunia islam yaitu dengan mendasarkan epistemology yang dijiwai oleh nilai-nilai ketauhidan, maka epistemology islam sangatlah penting untuk dijadikan alternative terutama bagi para filosof, pemikir, dan ilmuwan muslim untuk menyelamatkan umat islam dari keterbelengguan. Keterjebakan kita oleh arus besar dibawah kendali epistemology barat. Dan dari kenyataan saat ini yang telah kita saksikan semua, sudah saatnya para cendekiawan muslim harus memenuhi dan mengembangkan epistemology islam. Karena epistemology inilah yang akan menjadi sumber dan inti setiap pandangan dunia muslim, dan dengan epistemology inilah yang akan membawa zaman klasik islam menuju pada kemampuan membangun ilmu dan kebudayaan menjadi lebih baik dan kita tidak lagi berada di bawah kendali epistemology barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun