Epistemology barat memang menjadi referensi dalam pengembangan iptek. Epistemology yang di kembangkan oleh lmuwan barat telah mempengaruhi pola pikir ilmuwan di seluruh dunia, terutama para ilmuwan muslim. Seiring dengan berjalannya waktu mereka telah mensosialisasikan teknologi mereka, dan kita tidak menyadari bahwa kita telah di belenggu oleh epistemology barat.
Epistemology islam secara menyeluruh tidak bertolak belakang dari pengetahuan epistemology barat, ada titik-titik persamaan dan perbedaannya. Titik persamaannya adalah keberadaanya di terima secara universal, seperti indera dan akal sebagai salah satu alat untuk menerima ilmu pengetahuan. Namun islam mengakui keterbatasan indera dan akal yang di milikinya. Akhirnya ilmu dalam islam di rancang dan di bangun melalui sumber spiritual yang bersumber dari wahyu Allah SWT.
Dengan menyadari kondisi umat islam yang tertinggal jauh dari kemajuan barat dan bahaya yang akan terjadi, maka gerakan yang mendesak untuk memberitahukan islamisasi ilmu pengetahuan di berbagai belahan dunia islam yaitu dengan mendasarkan epistemology yang dijiwai oleh nilai-nilai ketauhidan, maka epistemology islam sangatlah penting untuk dijadikan alternative terutama bagi para filosof, pemikir, dan ilmuwan muslim untuk menyelamatkan umat islam dari keterbelengguan. Keterjebakan kita oleh arus besar dibawah kendali epistemology barat. Dan dari kenyataan saat ini yang telah kita saksikan semua, sudah saatnya para cendekiawan muslim harus memenuhi dan mengembangkan epistemology islam. Karena epistemology inilah yang akan menjadi sumber dan inti setiap pandangan dunia muslim, dan dengan epistemology inilah yang akan membawa zaman klasik islam menuju pada kemampuan membangun ilmu dan kebudayaan menjadi lebih baik dan kita tidak lagi berada di bawah kendali epistemology barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H