Sumber gambar : https://www.biografiku.com/biografi-al-khawarizmi/Â
"Matematika itu susah makanya banyak yang tidak suka." Apakah benar begitu? Bagaimana menurut kamu ? Matematika sering jadi momok bagi banyak orang. Banyak yang tidak menyukai Matematika karena Matematika itu susah. Matematika itu tidak menakutkan, tapi matematika itu mempesona. Matematika itu bukan monster yang mengerikan. Bukan juga hewan buas yang hanya orang tertentu yang bias menjinakkan. Prof. Hadi Susanto mengungkapkan keindahan matematika iti. Alam semesta ini seolah dibuat oleh Tuhan dengan matematika.
Untuk apa belajar Matematika ? Yuk belajar dari Al-Khawarizmi, matematikawan muslim ternama. Kenalan dulu sedikit tentang beliau. Namanya adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, Ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi. Beliau adalah dosen Sekolah Kehormatan di Baghdad pada Masa Khilafah Abbasiyah.
Beberapa karya-karya Al-Khawarizmi, yang merupakan buku pertamanya adalah Aljabar, buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Dari sinilah beliau disebut sebagai bapak Aljabar. Beliau juga berperan penting dalam memperkenalkan angka arab melalui karya Kitab Al-Jam'a wal tafriq bi hisab al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12.
Mengapa Al-Khawarizmi belajar Matematika ? Hal ini beliau ungkap dalam kitabnya Al-jabr wal Muqabalah di muqodimah buku tersebut, mengapa beliau menulis buku itu, karena beliau ingin memudahkan matematika dengan cara ini, beliau juga menyampaikan karena sebagian ibadah kaum Muslimin menggunakan matematika.
Belajar dari Al-Khawarizmi, belajar matematika harusnya bukan sekedar untuk bekerja atau lainnya. Seharusnya kita belajar matematika untuk beribadah karena sesungguhnya kita diciptakan Allah untuk beribadah. Belajar matematika membuat kita mengenal keimanan yang sempurna. Seperti matematika membuat kita menjadi mudah dalam beribadah. Sepertinya sudah selayaknya seorang Muslim juga harus belajar matematika.
Jadi, bagaimana sih cara belajar matematika warisan dari Al-Khawarizmi ? Tanpa kita sadari, kalau belajar matematika disekolah atau dimana pun, sering sekali setelah guru selesai menjelaskan materi kemudian disuruh mengerjakan beberapa soal. Pernah tidak kita bertanya ? Mengapa hampir semua semua guru jika mengajar matematika polanya seperti itu ? Ternyata cara itu sudah sejak lama dilakukan untuk belajar matematika, bahkan dari tahun 820 M.
Ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi sudah melakukan metode tersebut. Hal ini terbukti dari kita yang beliau tulis berjudul Fi Al-Jabr wa Al-Muqabala yang berisi tentang konsep-konsep aljabar. Dalam kitabnya, Al-Khawarizmi menuliskan materi matematika dengan dua tahap, yaitu pemaparan materi dan berikutnya diperbanyak dengan studi kasus atau contoh soal. Jadi, untuk belajar matematika kta bias menggunakan metode Al-Khawarizmi dalam penulisan kitab nya yaitu memahami konsep dan berlatih soal studi kasus untuk mengasah pemahaman konsep kita.
Nah, jadi seperti itu cara belajar matematika warisan Al-Khawarizmi. Banyak yang bertanya, seperti apa sih belajar matematika itu ? terlihat susah sekali. Banyak yang merasa seperti itu. Sebenarnya yang nama nya belajar itu tidak instan. Harus banyak bersabar dan berlatih. Namun diantara kta sering menginginkan yang instan. Jadi tidak sabar dan menganggap bahwa matematika itu susah. Jadi, banyak latihan soal itu membuat kita mengasah pemahaman konsep pada kasus yang bervariatif dalam matematika. Jangan takut belajar matematika teman-teman. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H