Di tepi jalan raya Cilincing ada jalan madya yang menuju ke pantai. Jalan itu diberi nama Jalan Kelapa Dua.
"Kenapa ya jalan ini dinamakan jalan kelapa dua?" tanya Vino padaku.
"Aku tak tahu. Mungkin karena dulunya banyak pohon kelapa yang tumbuh berpasangan," sahutku asal-asalan.
Aku pernah bertanya pada bunda, tapi bunda juga tidak tahu.
"Nanti sore kita ke sana, yuk," ajak Finza.
"Ayo," sahut Vino bersemangat.
"Kalian jangan lupa mampir ke warungku ya!" Tiba-tiba Awan menyela percakapan kami.
Rupanya kawanku itu mendengar apa yang kami rencanakan. Di sepanjang jalan itu memang banyak pedagang kaki lima berjualan.
Ada yang berjualan pakaian, mainan, dan aneka kue, dari kue pancong sampai roti bakar. Bermacam minuman juga tersedia. Ada es doger, es capuccino cingcau, es tebu, dan lain-lain.
Selain itu, di sana juga berjajar warung-warung makan dengan menu khas seafood bakar. Ada ikan bakar, kerang, udang, cumi, juga ketam atau yang lebih dikenal dengan sebutan kepiting.