Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Audi dan Akuarium Kecil

25 Maret 2023   02:15 Diperbarui: 25 Maret 2023   02:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu aku dan bunda baru saja selesai makan. Tiba-tiba ponsel bunda berbunyi.

[Hallo, Bunda Zabir!] Sebuah pesan masuk ke dalam aplikasi chat Bunda.

[Ya, Mama Audi, ada apa nih?] balas Bunda di aplikasi tersebut.

[Zabirnya ada tidak? Ini Mama Audi mau nanya PR] 

[Oh, bentar] balas Bunda lantas melihat ke arahku. Aku pun mengangguk mengisyaratkan kalau memang ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh Bu Guru Astari.

[Kata Zabir ada, Mama Audi, saya suruh Zabir ke rumah Audi ya untuk memberi tahukan PR-nya] balas Bunda.

[Baik, Bun. Makasih ya!] 

[Sama-sama] sahut Bunda.

"Zabir, kamu ke rumah Audi sana. Sekalian kamu kerjakan PR bersama Audi," perintah bundaku.

"Oke, Bun. Siap!" sahutku tersenyum.

Seperti biasa, kuambil Si Hitam, sepeda kesayanganku. Tak lupa kubawa tas berisi buku tugas untuk dikerjakan bersama Audi.

"Assalamu alaikum! Audi!" seruku sesampainya di depan pagar.

"Waalaikum salam. Eh, Zabir ayo masuk. Audi sudah menunggu di dalam," sambut Mama Audi.

Sampai di dalam, kulihat Audi sedang menangis di depan sebuah wadah baskom pastik. Tampak empat ekor ikan mas kecil-kecil berwarna merah dan lucu dalam baskom itu.

"Audi, kamu kenapa menangis?" tanyaku bingung.

"Ikan-ikan peliharaanku mau dibuang sama ibu. Aku ingin merawatnya tapi tidak boleh sama ibuku," sahut Audi.

"Kenapa nggak boleh? Merawat ikan kan bagus?" tanyaku heran.

"Bukan begitu, Zabir. Audi itu kerjanya hanya bermain ikan saja. Lantai jadi becek karena air selalu tumpah dari baskom. Dan juga Ibu takut dia tidak bisa merawat ikannya. Kasihan nanti ikan-ikan itu mati," jelas Mama Audi.

"Aku bisa kok, Bu," sahut Audi cepat.

"Lebih baik kamu belajar," sergah Mama Audi.

"Tapi jangan dibuang ikannya. Aku mau main sama ikan," pinta Audi.

"Sudah kerjakan dulu PR-mu. Tuh mumpung ada Zabir yang mau membantu," titah mama temanku itu.

"Nggak mau, kalau Ibu buang ikannya aku nggak mau belajar," protes Audi.

Mama Audi menggeleng-gelengkan kepala.

"CK ck ck ...," serunya.

"Sudahlah, Audi. Mari kuberitahu dulu PR-nya," sahutku menengahi.

Audi mau belajar bersamaku dengan sesekali menengok ikannya dalam baskom. Aku jadi tertawa dibuatnya.

"Kenapa kamu suka memelihara ikan, Audi?" tanyaku.

"Aku suka aja, mereka lucu," jawabnya.

"Kalau begitu kamu beli akuarium kecil saja," usulku.

"Memang ada?" Mata Audi menatapku menanti jawaban.

"Ada, bentuknya bulat ada juga yang kotak, murah pula harganya," kataku.

Audi diam sejenak, kemudian tiba-tiba berteriak begitu saja kepada ibunya.

"Bu, Audi janji mau rajin belajar asalkan Audi dibelikan akuarium." 

"Ah, kamu. Ada-ada saja. Kalau ibu belikan, kamu harus rajin memberinya makan dan membersihkan akuarium. Kalau kau tidak rajin merawatnya, ikan-ikan itu bisa mati semua," kata mama temanku itu.

"Aku tahu, Bu. Aku akan merawat ikan-ikan ini dengan baik," sahut Audi dengan suara penuh harap.

Mama Audi tampak berpikir sejenak.

 "Yang benar?" tanya sang mama akhirnya setelah melihat wajah Audi yang kelihatan sungguh-sungguh.

"Benar, Bu," sahut Audi dengan yakin.

"Janji?" tanya mamanya lagi.

"Janji, Bu," ucap Audi dengan mantap.

"Baik ya. Ibu belikan. Tapi kalau sudah punya akuarium kamu harus rajin belajar tanpa disuruh-suruh lagi," pinta ibu.

"Iya-iya, Bu." Audi menjawab dengan wajah semringah.

"Aku akan rajin merawat dan memberi makan ikanku," janji Audi.

"Baiklah, nanti sore kita ke toko akuarium," ujar Mama Audi.

Audi jadi semangat belajar. Aku tak perlu berlama-lama lagi mengajarkan cara menjawab pekerjaan rumah dari Bu Astari.

Tak lama kemudian, tugas sekolah kami pun selesai. Audi tampak senang. Ia menagih janji pada mamanya. Sedangkan aku permisi pulang.

Mereka membeli akuarium dengan berbagai hiasannya. Ikan dari baskom dipindahkan ke dalam akuarium.

[Zabir, makasih ya berkat bantuanmu aku jadi punya akurium yang bagus dan indah] tulis Audi di aplikasi pesan Bunda ditambah lima buat emot tersenyum.

Audi sangat gembira. Ia berfoto di depan akuarium dan mengirimnya ke ponsel Bunda.

Aku dan Bunda saling tersenyum puas karena dapat membantu temanku mewujudkan hobinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun