"Eh, aku ikut kelompok kalian, ya?" Tiba-tiba suara itu mengagetkan kami.
Si Sempurna Melia. Cewek cantik tinggi semampai, juara kelas pula. Mantan sahabatku. Mantan. Mantan! Huh!
"Oh, boleh banget. Asiiik kamu mau ikutan kelompok kita," jawab Aura dan Lisa bersamaan.
Apaan sih? Kupegangi tubuh Genta yang gendut lalu mengguncang-guncang bahunya.
"Nggak. Nggak. Cukup kok. Kita berempat aja kan cukup ya, Genta?" sahutku cepat dan diam-diam menginjak kakinya.
Genta meringis. Wajahnya nampak bingung. Aku pelototin saja dia.Â
"Eh, iya. Mel. Kita udah cukup kok. Kamu sama itu aja tuh. Si Renol, kayaknya dia belum ada kelompok, deh."Â
Huaaah. Akhirnya si tambur ini mengerti juga. Makasih ya, Ndut.
Kucibirkan bibir ke arah mantan sahabatku itu. Emang enak? sukurin. siapa suruh jadi cewek komplit banget?! Udah cantik, tajir, pintar, baik hati pula.
Males, ah.
 Â