Mohon tunggu...
Zahranafitri
Zahranafitri Mohon Tunggu... Penulis - zahranafitri

Lulusan Sekolah menengah atas . hobi membaca , menulis , menyanyi dan membuat karya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sandwich Generation, Pengertian, Dampak dan Cara Mencegahnya

4 Mei 2024   07:03 Diperbarui: 4 Mei 2024   07:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar (pixels.com//cottonbro studio) 

Sandwich Generation kini sedang ramai lagi diperbincangkan di kalangan masyarakat Indonesia. Bukan tanpa sebab, fenomena Sandwich Generation ini menjadi marak di tengah - tengah masayarakat Indonesia yang sebagian masyarakatnya didominasi oleh masyarakat kekurangan secara finansial.Lalu apa sih sebenarnya Sandwich Generation itu?Sandwich Generation adalah istilah untuk menggambarkan generasi yang merasa seperti 'terjepit' antara tanggung jawab merawat orang tua dan anak-anak mereka yang masih membutuhkan perhatian.

Kondisi ini mengharuskan seseorang menanggung hidup tiga generasi. Jika dianalogikan, roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sementara isi utama sandwich merupakan dirinya sendiri.

Istilah Sandwich Generation pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 oleh seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller. Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya.

Berdasarkan berbagai sumber, Sandwich Generation terjadi pada individu, baik pria maupun wanita, yang berada dalam rentang usia 30 hingga 60 tahun. Menurut Carol Abaya, seorang Aging and Elder Care Expert Sandwich Generation terbagi menjadi 3 jenis.

Sandwich Generation kini sedang ramai lagi diperbincangkan di kalangan masyarakat Indonesia. Bukan tanpa sebab, fenomena Sandwich Generation ini menjadi marak di tengah - tengah masayarakat Indonesia yang sebagian masyarakatnya didominasi oleh masyarakat kekurangan secara finansial.
Lalu apa sih sebenarnya Sandwich Generation itu?

Sandwich Generation adalah istilah untuk menggambarkan generasi yang merasa seperti 'terjepit' antara tanggung jawab merawat orang tua dan anak-anak mereka yang masih membutuhkan perhatian.

Kondisi ini mengharuskan seseorang menanggung hidup tiga generasi. Jika dianalogikan, roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sementara isi utama sandwich merupakan dirinya sendiri.

Istilah Sandwich Generation pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 oleh seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat bernama Dorothy A. Miller. Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya.

Berdasarkan berbagai sumber, Sandwich Generation terjadi pada individu, baik pria maupun wanita, yang berada dalam rentang usia 30 hingga 60 tahun. Menurut Carol Abaya, seorang Aging and Elder Care Expert Sandwich Generation terbagi menjadi 3 jenis.


1. The Traditional Sandwich Generation
Terjadi pada tentang usia 40-50 tahun. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap orang tuanya dan juga anak - anaknya yang masih dalam tahap perkembangan.


2. The Club Sandwich Generation
Terjadi pada tentang usia 30-60 tahun. Beban The Club Sandwich Generation ini lebih berat karena mereka tidak hanya bertanggung jawab kepada orang tua dan juga anaknya tapi kepada cucu, bahkan mungkin kepada nenek dan kakeknya.


3. The Open Faced Sandwich Generation

The Open Faced Sandwich Generation mencakup siapa saja yang aktif dalam merawat orang tua atau keluarga lanjut usia tanpa memandang batasan usia. Termasuk orang dewasa yang belum memiliki anak, sehingga tanggung jawab mereka terfokus pada merawat orang tua atau saudara-saudara kandungnya.
Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena Sandwich Generation ini salah satunya kurangnya perencanaan finansial yang baik untuk kehidupan masa depan. Hal ini terjadi karena pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran yang besar. Sehingga mereka tidak ada kesempatan untuk menabung. Jika situasi seperti ini tidak diubah, di kehidupan selanjutnya fonema Sandwich Generation ini akan terjadi berulang sampai ke anak cucu mereka.
Sandwich Generation juga bisa terjadi karena kegagalan finansial orang tua. Sebagian besar orang tua tidak memiliki perencanaan dalam kehidupan di masa tuanya,kebanyakan dari mereka memilih bergantung kepada anak dan cucunya di masa tua tanpa memiliki tabungan di masa tuanya. Di sebagian daerah hal ini sudah menjadi tradisi dan selanjutnya sang anak akan mengikuti jejak orang tuanya kelak sebagai orang tua yang tidak mandiri di masa tuanya, dan pada akhirnya berlanjut begitu seterusnya.

Sebenarnya banyak cara untuk memutus fonomena Sandwich Generation ini diantaranya :
1. Menyiapkan tabungan terencana baik dalam segi kesehatan untuk keluarga, pendidikan anak dan yang lainnya
2. Kurangi gaya hidup konsumtif atau boros
3. Menyiapkan program pensiun di masa mendatang
4. Mengajari anak untuk menabung di usia dini

Sandwich Generation juga memiliki dampak untuk pelakunya yang membuat si pelaku mudah mengalami stress yang tinggi, memiliki rasa khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak merasa puas dengan apa yang ia dapat dan lebih parahnya lagi seseorang yang mengalami Sandwich Generation ini akan mengalami kelelahan fisik dan juga mental.

Memang kewajiban bagi anak untuk berbakti kepada orang tua tapi tidak ada salahnya jika mulai dari sekarang kita mulai berencana untuk memutus rantai Sandwich Generation agar anak dan keturunan kita selanjutnya memiliki kehidupan yang lebih baik dan terhindar dari jebakan Sandwich Generation.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun