Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RTC] Cerpen: DOA (A Psycho Story)

4 November 2017   15:48 Diperbarui: 5 November 2017   05:31 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Suci, seperti namanya. Ia perempuan suci. Tak sekecil benihpun ia simpan untuk melangkah kaki ke kiri, jika nawaitu dari rumah ia ijin melangkahkan kakinya ke kanan. Suci yang cerdas dan anggun sudah teramat sangat mengalah. Ia yang selagi muda penuh cita menyala-nyala merelakan menggandaikan cita-citanya demi menyelamatkan keutuhan berkeluarga. Pilihannya untuk menikahi Ardi memang sudah suratan taqdir. Suci dan Ardi jatuh cinta dan mereka menikah .

            Suci bukan perempuan biasa, ia perempuan yang penuh  talenta. Sehingga seribu kurungan yang diciptakan Ardi untuknya tetap saja tak mampu membelenggu seluruh talentanya. Pikiran-pikiran Suci sering ia torehkan diam-diam melalui sajak-sajaknya. Diam-diam ia menulis puisi dan mengirimkannya ke media. Pernah ia mengirim puisinya ke radio, pernah pula ia mengirim puisinya ke Koran atau majalah. Dengan nama pena  " Sang Biru " . Jika itu dikatakan pengkhianatan, maka itulah pengkhianatan Suci, diam diam roh nya melayang lepas dari dinding kamar dan rumahnya mengunjungi para pembaca.

            Gemetar tangan Suci ketika ia menerima undangan dari sebuah lembaga Sastra ternama di luar negri untuk diberikan penghargaan. Ia tak menyangka pergolakan batinnya sebagai seorang perempuan melalui kata mampu menembus cakrawala dunia.  Surat asli ia simpan rapi  dan ia hanya menunjukkan fotocopy surat tersebut pada Ardi . Namun Ardi meresponnya berbeda, respon tersakitnya ia ungkapkan dalam sebuah "Doa yang amat menyakitkan".

            Suci dingin dalam kesendiriannya yang kelam, ia menggigil  dalam tahajudnya yang panjang. Ia malu kepada Allah swt, mengapa puisi-puisi yang ia tulis dengan cinta , mengapa puisi puisi yang ia tulis dengan ikhlas ternyata diterjemahkan menjadi sebuah maksiat oleh seorang hamba-Nya yaitu sang suaminya sendiri "Ardi".  Masih menggigil dalam doanya, ia lanjutkan dengan membaca salah satu puisinya yang berjudul  "Belah"

BELAH

Belahlah jantungku

Disana hanya kusimpan nama-Mu

Kuukir dengan emas tinta cinta

Kugosok dengan permata tawaqal

Allahu  Allahu  Allahu  Akbar

Besar nama-Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun