"Ada apa dik, kog meninggalkan barisan" tanyaku
"Mau cari kain buat penutup sejenak, agar bisa difoto untuk perpanjangan surat ijin bu" jawabnya
Aku trenyuh melihat lebih dekat tampilannya, baju berbelah dada rendah sehingga menampilkan belahan gunung ranum. Lengan minim dan paha nyaris tampil semuanya. Gadis malam yang nyaris tak punya pilihan, jika perempuan muda yang dihalalkan dengan nikah merasakan indahnya cinta dan nikmatnya seksual dalam pernikahan. Gadis malam nyaris tak punya hak untuk enggan, sekalipun dyspareunia[1] atau bahkan depresi[2] menyerangnya. Nurut dan manut dengan agen atau germo penampungnya
Jilbab berbunga masih aman menutup auratku. Pashmina merah yang kulilit di leher sebagai asesoris penampilan aku ulurkan buatnya.
"Pakailah dan tutupkan dadamu dik"
Gadis muda itu senyum mengangguk dan mengucapkan trimakasih
"Kanalkan nama saya Munah"
Senyum gadis itu tulus , matanya sedikit berbinar. Berbinar pula matanya ketika dipotret oleh petugas untuk perpanjangan surat ijinnya. Aku cuma bisa berdoa agar Allah swt memberikan hidayah dan taufiqNya pada Munah. Ada sepuluh Munah, ada seratus Munah, ada seribu Munah yang terjebak, yang sengaja, yang terpaksa atau apapun alasannya menjual jengkal demi jengkal tubuhnya untuk menghasilkan devisa. Astaghfirullahaladziim
Sepang, 06102017
[1] Dyspareunia adalah nyeri yang dirasakan selama atau setelah berhubungan seksual. Kondisi ini dapat menyerang pria, namun lebih sering ditemukan pada wanita. Wanita yang memiliki dyspareunia mungkin mengalami rasa sakit superfisial dalam vagina, klitoris, atau labia (bibir vagina), atau rasa sakit yang lebih melumpuhkan saat penetrasi semakin dalam atau dorongan penis.