Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Oktober Sweet Oranges (A Psycho-Story by Nur Janah AlSharafi)

4 Oktober 2017   02:50 Diperbarui: 13 Oktober 2017   01:13 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ra, aku cuma bisa saksikan sepak terjangmu di layar putih. Kau poles tebal wajahmu, kau patut dan balut tubuhmu dengan warna warni. Kau nikahi Ji diam-diam, tak banyak yang tahu . Kau jual cerita duka palsumu pada para sahabatmu, mereka trenyuh mereka ikut sedu sedanmu. Mereka simpati padamu Ra. Kau lengkapi supermarketmu dengan wajah-wajah orang susah agar banyak orang makin menyanjung dirimu bahwa kau hebat, kau sosial, kau peduli. Ra, nikmati saja duniamu. Aku doakan Ji tak jadi korbanmu berikutnya. Larilah yang kencang Ra, rauplah kertas kertas merah pundi pundimu. Gapailah deru mesin mewah impianmu, dakilah istana indah citamu. Aku laki-laki Ra, anak anakku  juga akan kusiapkan jadi manusia sejati. Manusia yang jujur dan setia serta taqwa pada Illahi , aamiin (Batoh, 03102017)

                                                                                                             

 [1] Moebius Syndrome adalah sebuah kondisi kelumpuhan wajah yang tragis dimana penderita tak dapat lagi tersenyum atau sebaliknya. Wajah mereka datar tanpa ekspresi

[2] Countess Elizabeth Baathory de Esced adalah bangsawan Hungaria yang hidup di abad 16. Ia memiliki wajah yang cantik namun dibalik itu ia terkenal sadis, gemar memukul, membakar, menyiksa bahkan memutilasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun