"Sumprit, aku masih bisa nangis lho pak Patih. Melihat jelata sudah makin susah beli beras, melihat jelata makin susah beli garam, melihat jelata makin sudah masuk sekolah, belum lagi sinetron kejahatan buatan atau kejahatan beneran marak dimana-mana" ungkap paduka raja
"Ah ...baginda jangan lebay lah, jangan sentimentil. Ini proyek jangka panjang lho. Menyangkut ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kesuksesan proyek ini sangat tergantung dari topeng baginda, jadi mohon lah baginda kesampingkan dulu emosi itu. Realistis saja lah baginda , sukses nya kan anda juga salah satu penikmatnya" tegas sang patih istana.
Cepat-cepat baginda membasuh muka dan setel kembali topengnya, dengan topeng wibawa tanpa rasa.
IV
Jelata makin berjatuhan korban, kelaparan dan bunuh diri menjadi menu berita koran negri. Kelaparan karena tak bisa beli makanan, bunuh diri bukan karena putus cinta tapi bunuh diri karena putus harapan. Ulama berdakwah agar jelata sadar dan insaf bahwa dunia hanya singgahan sesaat semata. Sebagian jelata sadar dapat taufiq dan hidayah Allah azzawajalla, sebagian lagi tak sempat tersentuh dakwah lembut menyejuk jiwa.
Baginda raja makin nanar dan curiga, siapapun dia yang menentang akan disikat dan disikutnya. Penjara penuh sesak oleh tahanan yang tak jelas pasalnya, sementara orang yang sudah jelas dan berdosa makin bebas berpesta pora.
"Akan datang jaman dimana raja Cuma jadi boneka, jelata tak jelas lagi teladan cerminnya" begitu ceramah para ulama
"Akan datang jaman kejahatan, kebejatan moral dipuji puja. Sementara kebaikan dan ketulusan dicerca dan dihina " sambungnya
"Akan datang jaman, bahwa jelata jadi tersangka. Sehingga negri yang gagal adalah karena jelata bukan karena raja" sambungnya
" Akan datang jaman jelata harus berpuasa sepanjang masa, karena harga barang makin tinggi membumbung di angkasa" tegasnya
Tiba-tiba jelata kerajaan makin mual dengan kondisi ini. Perut jelata melilit menatap gambar-gambar raja Lalim di koran-koran negri. Seramnya senyum dan seringai raja ..................racun yang dikemas dalam botol madu ternyata lebih pahit dan menyeramkan. Sssssttttt..................mana topeng, mana topeng, awas ketahuan aslinya. Â Topeng kewarasan sang raja telah menutup keasliannya, sebuah topeng tanpa jiwa, topeng tanpa rasa . Nauzubillah min zalik