Nasi gurih, telor balado, daging empal pedas, tauco tahu plus cabe hijau, tumis uang plus kerupuk emping adalah menu mewah bagi musafir seperti kami waktu itu. “Kasihan Lina sedang menghadapi ujian proposal, jadi memang ini semua saya siapkan sendiri” dengan santai ia menjawab ketika deretan menu lengkap ini diusut oleh para tamu siapa juru masaknya. Padahal sebelumnya kacamata kuda kebodohan saya menebak bahwa itu semua buah karya Lina. Lina tentu juga bisa memasak, bahkan konon kabarnya Lina cukup pakar membuat berbagai kudapan seperti kue basah, cake, pizza dan sebagainya.
Mendampingi istri melanjutan studi tak membuat Zaldy hanya mengurus urusan domestik saja. Zaldy ternyata ayah dan suami yang piawai manajemen waktunya. Ia tetap bekerja meskipun pekerjaan yang ditekuni tentu beda dengan pekerjaannya dulu. Kerja skill yang ditekuninya di negri orang cukup membuktikan bahwa ia laki-laki yang bertanggung jawab memberikan nafkah untuk keluarga.
Hehehe seneng lihatnya ketika putri bungsunya yang cantik selesai mandi dan berbedak wangi mengenakan T Shirt bertuliskan ‘Daddy’s Sweet Heart’. Ketika kami tanyakan siapa sih yang ‘Daddy’s Sweet Heart’ itu , kakak atau adik ? Dengan pede nya si adik menyampaikan bahwa dialah orangnya. Si kakak yang sedang membantu membersihkan meja hanya tersenyum mendengar jawaban adiknya. Saya yakin kedua belahan jiwa keluarga itu tentu sama dan sseimbang dicintai oleh ayah dan bundanya.
Zaldy telah menanggalkan sosok ayah tradisional[2] , ia sukses membangun sosoknya sendiri . Zaldy adalah ayah yang hadir di jiwa anak-anaknya, ayah yang senantiasa siap menyuapi kasih sayang dan perhatian buat kedua putrinya. Zaldy juga sosok suami yang dicintai dan menjadi kebanggaan istrinya. Boleh saja S3 diraih, namun sebagai istri tentu saja Lina sangat menghormati dan menghargai keikhlasan sang suami untuk menjaga dan memperjuangkan keluarganya. Zaldy sang ayah ayah cinta ini berjalan mengikuti roller coaster kehidupan dengan jurus cinta, ikhlas dan bebas jaim. Barakallah ayah Zaldy sekeluarga , beruntung kedua putri anda !
Ampang-Kuala Lumpur, 0501207 Jam 23.00
[1] Seward, Stevens dan Yeatts (2013) menyatakan bahwa belief-belieftentang ayah dan tingkah laku laki-laki sebagai ayah sebagian besar ditentukan oleh budaya dimana mereka berasal
[2] Ayah tradisional dicirikan sebagai orang yang bekerja keras mencari nafkah (breadwinner), namun seringkali absen (tidak hadir) baik secara fisik maupun emosional dari anak-anaknya (McKeown, 2001)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H