Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Kuning buat Dika

9 Juli 2016   12:55 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mawar kuning bagi Dika amatlah istimewa. Istimewa karena memiliki kisah tersendiri betapa bahagianya membucah ketika bocah gara-gara si mawar kuning tersebut. Mawar kuning adalah kisah bros indah hadiah sang ibu ketika Dika genap usia 5 tahun. Dika bangga mengenakan bros mawar kuning tersebut, selanjutnya Dika pun menunjuk pohon mawar di taman, selanjutnya ibu menanam mawar kuning di pot kembang teras belakang rumahnya. Mawar kuning mampu menghadirkan energi positif di benak Dika ketika ia penat dan jenuh. Melihat ujud mawar kuning tak hanya menenangkan kedua bola matanya, namun aura mawar kuning itu mampu menembus gelombang otaknya sejak gelombang betha , alpha  dan  tetha . Di tiap gelombang otaknya, aura sang mawar kuning mampu menancapkan kesan yang dalam dan rapi sehingga mengisi folder memory indahnya setiap jejak waktu.

Sejak ibu pergi 15 tahun yang lalu, hanya doa pada Allah swt dan mawar kuninglah yang membangkitkan energy hidup buatnya. Saat ibu pergi Dika masih 14  tahun, sebagai anak tertuapun ia tak paham apa yang terjadi. Ia hanya tahu kemudian ayahnya mengusir ibu, membakar seluruh foto ibu dan melarang Dika dan kedua adik laki-lakinya untuk sekedar bertanya tentang ibu apalagi bertemu. Ibu hilang seperti ditelan malam. Mawar kuninglah yang mampu menjadi mediasi menghadirkan wajah ibunya.  Di teras belakang rumah ada 10 pot mawar kuning, di teras depan rumah ada 10 pot mawar kuning. Di meja belajar hingga kini meja kerjanya juga ada setangkai mawar kuning imitasi yang wangi. Bagi Dika mawar kuning  adalah rajutan sel-sel hidup ibu yang menyembul dalam rona kuning yang indah. Sejak 4 tahun lalu Dika bekerja di sebuah lembaga pendidikan, Dika yang pintar dan kreatif cukup cepat dan sukses karirnya .

“Bu Dika, ini balasan dari pesantren Al Makmur. Mereka bersedia menerima kunjungan ibu dan  segenap staf Yayasan Al Fitri. Dan sesuai dengan list jenis lukisan di web AlMakmur, ibu mengisi dengan Mawar Kuning yang sebenarnya tidak tersedia. Tapi ada satu santri yang bersedia melukisnya buat ibu Dika. Nanti akan ada upacara penyerahan dana bantuan dari Yayasan Al Fitri dan disitu Bu Nyai akan menyerahkan lukisan Mawar Kuning sebagai cindera mata buat lembaga kita bu”  penjelasan Aziz staf Yayasan secara rinci.  Dika dan segenap manajemen Yayasan AlFitri memang memilih pesantren ini untuk studi banding, karena pendidikan di pesantren Al Makmur sangat memperhatikan keseimbangan otak kanan & kiri. Selain program unggulan berupa Hafizh Al Qur’an, agrobisnis, entrepreneur . Program unggulan seni rupa serta gallery lukisan merupakan nilai tambah tersendiri.

TIGA

“Aishah, mengapa kamu melukis mawar kuning” Tanyaku

“Aishah  melukis untuk rombongan Yayasan AlFitri yang insyaaAllah senin tanggal 11 Juli 2016 ini akan berkunjung ke pesantren kita ustadhah” jawab Aishah tegas

“Mengapa harus kuning ?” aku selidik sekali lagi

“Apa salahnya ustadhah, toh kuning juga warna ciptaan Allah swt, Spektrum warna yang sama-sama punya hak untuk eksis di kefanaan dunia. Iya kan ustadhah, ustadhah justru yang mengajariku” tegas Aishah sekali lagi.

Aku tertohok dengan jawaban Siti Aishah, hafizhah 20 juz yang cerdas dan punya jiwa seni yang kuat. Aku tertohok sekali lagi setelah membaca  surat dari yayasan Alfitri. Tertohok bukan karena kedatangan mereka, namun karena nama pemimpin rombongannya. Ibu Dika Nabila Dannuandri . Iya pemimpin rombongan itu adalah Dika, putri sulungku. Buah hatiku bersama mas Dan, mas Dannuandri mantan suamiku. Aku baru paham bahwa mawar kuning adalah pilihan bu Dika, mawar kuning adalah pilihan Dika putriku. Ternyata Dika tetap sayang dan cinta pada mawar kuning, aku berharap Dika tetap sayang dan cinta padaku sebagai ibunya. Aku deg-degan menunggu hari senin, hari bersejarah pertemuanku dengan Dika. Aku berdoa masih diberi umur oleh Allah swt, agar bisa puas menatap wajahnya, jika boleh dan bisa menyalami tangannya yang tentu sangat lembut. Aku juga ingin mengintip ekspresinya ketika menerima bingkisan lukisan mawar kuning.  Entah sanggup atau tidak aku menemui Dika, namun mata,  kuping dan tanganku akan  puas sekedar mengintip ruang cinta di matanya yang bening. Mengintip ruang cinta di matanya yang bening buat si mawar kuning atau mungkin buat aku ibunya ?

Angin semilir , 09072016 [caption caption="mawar kuning"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun