Ayah maupun Ita tak sanggup mengangkat bu Lastri dari kasur, hanya Rino lah yang sanggup. Namun Rino tetap setia merawat ibundanya meskipun tahun-tahun itu adalah tahun-tahun menjelang akhir kuliah dengan kesibukan yang menggunung. ‘Astaghfirullah, aku tak boleh cengeng, aku harus ikhlas, aku ibunya, aku harus ikhlas dan ridho dengan segenap perjalanan takdir anak-anakku’ gumam bu Lastri.
Ia tak tahu apakah Rino pulang atau tidak lebaran ini, menurut percakapan via Line kemarin Rino dan Gita aan berlebaran di Tokyo. Bu Lastri tahu itu, namun entah mengapa kerinduan pada Rino yang teramat sangat tak cukup ia bentangkan dalam doa doa panjang saja. Ia ingin ungkapkan dengan bentuk lain, ia ingin ungkapkan dengan membuat sendiri kue nastar kesukaan Rino. Bu Lastri diganggu pak Hardi dan Ita, ‘ mau buat nastar untuk bunda sendiri ya, kan Ita dan ayah gak hobi nastar. Cuma bunda dan bang Rino yang hobi nastar’ ledek Ita. Bu Lastri membuka kembali buku resep tulisan tangannya sejak ia gadis usia SMP. Ia dapat resep nastar dari almarhumah ibundanya.
Nastar, bahan : 1 telur, 200 gram mentega, 25 gram gula halus  dan seterusnya. Bergegas ia ke toko bahan kue, ia persiapkan segala sesuatunya sendiri. Ia buat selai nenas dengan penuh cinta, ia aduk adonan nastar dengan penuh rindu, ia gubah bentu nastar dengan penuh kasih, ia oven kue nastar dengan penuh sayang. Nastar buatan bu Lastri  kali ini bukan sekedar kue nastar biasa. Ia adalah kue nastar kehidupan, kue nastar cinta kasih seorang ibu pada anaknya. Ia menyusun kue nastar di toples sambil mendendangkan zikrullah dan sholawat dan memvisualisasikan putra yang dicintainya.  2 toples ia dapatkan nastarnya, toples pertama buat Rino & Gita, toples kedua untuk seisi rumah & para tamu.
Bu lastri memotret toples nastar tersebut, ia mengirimnya via Line ke Rino dan Gita. Rino dan Gita menangis menerima cinta ibundanya lewat setoples nastar, anak beranak itu saling mengucap maaf lahir batin di idul fitri. Bu Lastri sklg bahagia, Rino dan Gita di Tokyo juga bahagia. ‘ Bunda, aku kangen bunda, ayah ,dan Ita. Aku juga kangen nastar buatanmu bunda’ . Toples nastar terdiam, cinta anak manusia teraduk didalamnya
Batoh, 26 Juni 2016
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI