Mohon tunggu...
Nurizzah Hastuti
Nurizzah Hastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pasca sarjana Komunikasi

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro Kontra Kedatangan Etnis Rohingya ke Indonesia

30 Maret 2024   15:57 Diperbarui: 30 Maret 2024   16:00 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nur Izah Hastuti, Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry dan peminat isu international

Isu imigran Rohingya adalah isu international yang terus dibahas dikalangan rakyat indonesia khusunya diaceh, Rohingya merupakan sebuah etnis muslim yang hidup dinegara Myanmar dengan mayoritas penduduknya adalah beragama budha, rohingya mengalami kriminalisasi dan terancam kehidupannya di Myanmar karena sentimen agama disana sehingga mereka berimigrasi ke berbagai Negara di dunia mulai dari Malaysia hingga indonesia yang terus berdatangan hingga saat ini ke daerah aceh.

Etnis rohingya berimigrasi ke berbagai Negara mulai dari India, Thailand, Bangladesh, Malaysia hingga Indonesia, namun mereka ditolak oleh Negara-negara tersebut karena dianggap sebagai ancaman dan menjadi beban untuk Negara tersebut, namun ada yang mulanya menerima seperti Malaysia dan Indonesia namun pada akhirnya dikarenakan jumlah pengungsi terus berdatangan maka hal tersebut menjadi ancaman seperti yang terjadi di  Aceh beberapa waktu terakhir.

Di Aceh awal mula datang Rohingya yaitu pada tahun 2015 dikarenakan penyiksaan dan pembunuhan yang dialami di Myanmar, pada saat itu masyarakat aceh kebanyakan mendukung dan membantu etnis Rohingya. Lambat laun  Banyak orang orang yang tidak menerima lain kehadiran Rohingya, di karenakan Gelombang kedatangan Rohingya ke Aceh terus meningkat dan diwarnai sentimen negatif warga media sosial yang sangat massif di Indonesia. Bahkan orang Rohingya di anggap akan menjadi beban untuk masyarakat aceh.

Namun banyak juga yang menerima mereka di karenakan  mempertimbangkan kemanusian atau rasa kasihan terhadap rohingya dan orang aceh juga sudah memperlakukan orang Rohingya dengan sebaik mungkin seperti  memberikan izin mendarat dan membantu logistik darurat. Memang kasus mereka hampir sama seperti apa yang terjadi di palestina hanya bedanya orang palestina tetap berada di negaranya sedangkan orang Rohingya tidak di akui kenegaraan oleh myamar dan memilih untuk pergi dan mengungsi ke Negara-Negara terdekat.

Ada Kemungkinan Myanmar melakukan hal tersebut di karenakan myanmar pernah di jajah oleh inggris, inggris menjadikan orang Rohingya sebagai tentara dan saat perang reda orang inggris kembali ke tanahnya dan tinggallah orang rohingya dan dari situlah orang Rohingya menjadi amukan emosi dari Myanmar selain itu ada juga yang menyebutkan karena sentimen agama karena minoritas.

Pengungsi Rohingya seperti memilih Negara-negara yang mayoritas beragama Islam sebagai tujuan, seperti Malaysia, Bangladesh dan ,walau beberapa sumber mengatakan bahwa  mereka sudah di buat tempat yang layak di Bangladesh namun tidak terjamin keselamatanya di sana, mungkin dari situlah juga mereka mencari Negara lain dengan harapan keamanan lebih baik.

Banyak terjadi pro kontra dalam kasus Rohingya ini, salah satu tokoh yang saat ini adalah menteri pertahanan Indonesia yaitu Prabowo Subianto mengatakan "kalo kita mau membantu Rohingya kita mau bantu bagaimana ? rakyat kita saja masih miskin, masih butuh makan, anak kita saja masih banyak masih kurang gizi, kita sudah menerima orang Rohingya tapi sekarang saya lebih kasian sama rakyat Aceh atau Sumatera". Hal tersebut menunjukan Prabowo lebih condong menolak kedatangan Rohingya ke Indonesia khusunya Aceh.

Jika dilihat dari pendapat atau reaksi masyarakat di media sosial memang sebagian besar saat ini menolak kedatangan Pegungsi Rohingya yang semakin bertambah, "orang pribumi kita bekerja untuk mendapatkan makan sedangkan orang Rohingya hanya duduk manis menunggu makan" komentar masyarakat di media. Ditambah lagi dengan massif nya sentimen-sentimen negatif yang muncul di media yang semakin membuat sebagian masyarakat aceh menolak rohingya

Ada beberapa pihak yang Pro atau membela seperti lembaga  United Nations High Commissuiner For Refugees (UNHCR ) atau Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang bergerak dibagian memberi bantuan kepada pengungsi-pengungsi yang terancam diseluruh dunia. Memang selain tugas atau fungsi mereka namun ada benarnya pendapat atau pembelaan lembaga tersebut terhadap Rohingya. Mereka mengatakan bahwa pengungsi tangguh dan tak berniat untuk eksploitasi Indonesia, mereka datang karena keputusasaan yang disebabkan  pembunuhan, penculikan dan situasi berbahaya di tempat tinggalnya.

 Jika kita melihat dari sudut pandang diatas kita akan kasihan pada mereka yang di perlakukan tidak manusiawi oleh Myanmar dan mereka juga sudah lama terombang-ambing di lautan, ada anak-anak kecil dan orang yang sudah lansia bahkan beberapa waktu yang lalu diberitakan 1 kapal mereka tengelam di laut. Dan memang sebaiknya kita harus membantu saudaraa-saudra kita yang terkena musibah, memberikan mereka pengobatan,makanan dan pendidikan, apa lagi kita pernah merasakan kehilangan rumah, harta benda dan kita juga pernah mengungsi sewaktu pasca tsunami. Ada beberapa pakar yang mengatakan kita harus mengingat masa sewaktu tsunami saat Negara lain membantu Aceh.

Memang jika kita memandang dari segi kemanusiaan kita harus membantu mereka tapi dilemanya sekarang semakin kita bantu pengungsi rohingya semakin bertambah dan menghadirkan polemik diaceh, sungguh memprihatinkan nasib pengungsi Rohingya, di Negara sendiri tidak dianggap sebagai suku asli, mereka di tindas, tidak di terima dan tidak di beri fasilitas apapun dan mereka juga di tolak oleh beberapa Negara, dan saat mereka sampai di Aceh juga banyak yg mengancam dan menolak mereka bahkan saat berada di Gedung Balee Meuseraya Aceh (BMA) mereka menjadi sasaran amukan mahasiswa yang mendemo mengusir mereka "kami kira akan mati disini" ucap salah satu dari orang Rohingya yang pipinya masih basah oleh air mata.  "Karena saudara seiman, saya tidak menyangka mereka memperlakukan kami dengan tidak manusiawi seperti itu," kata seorang pengungsi Rohingya lainya. "Kita menyesalkan ketika teman-teman yang mengaku dirinya sebagai mahasiswa, melakukan intimidasi, kekerasan yang menimbulkan trauma kepada pengungsi, terutama anak-anak dan perempuan," kata Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito dalam keterangan kepada pers beberapa waktu lalu.

Itulah beberapa Pro Kontra kedatangan Etnis atau pengungsi Rohingya Keindonesia Khususnya di Aceh, Sungguh sangat memprihatikan kondisi orang rohingya, kita selaku orang islam dan atas nama kemanusian patut membantu sebisa kita dan doakan semoga mereka bisa mendapatkan tempat dan pendidikan yang layak,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun