Mohon tunggu...
Nur IzmiAprilianti
Nur IzmiAprilianti Mohon Tunggu... Lainnya - IEKI'20

nurizmiiaa

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Beretika dalam Ekonomi Islam?

5 April 2021   22:50 Diperbarui: 5 April 2021   22:56 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam berkaitan dengan etika, begitupun ekonomi islam. Etika adalah suatu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan " kebaikan (rightness)" atau moralitas (kesusilaan) dari prilaku manusia. Sedangkan Al-Qur'an mengkaitkan istilah etika dengan kata akhlak. Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jamak dari "Al-Khuluq" yang diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik atau hanya sewaktu-waktu saja. Adapun etika dalam ekonomi disebut juga dengan etika bisnis. Etika bisnis islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal- hal yang benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Rasulullah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis yaitu:

  • Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran
  • Kesadaran tentang signifikasi sosial kegiatan bisnis artinya, tidak mengejar keuntungan sebesar-besarnya tetapi juga berorientasi pada sikap ta'awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis.
  • Tidak melakukan sumpah palsu karena hal ini dilarang oleh Rasulullah saw dalam hadistnya "Dalam melakukan sumpah palsu barang-barang memang terjual tetapi hasilnya tidak  berkah"
  • Ramah-tamah. Hal ini juga digariskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya "Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis".
  • Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi.
  • Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain sebab Nabi Muhammad bersabda "Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksut untuk menjelekan apa yang dijual oleh orang lain".
  • Tidak melakukan ikhtikar (menimbun suatu barang untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya)
  • Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
  • Bisnis tidak boleh mengganggu kegiatan ibadah kepada Allah.
  • Membayar upah sebelum kering keringat karyawan karena Nabi bersabda "Berikanlah upah karyawanmu sebelum kering karingatnya".
  • Tidak memonopoli
  • Tidak boleh melakukan bisnis dengan kondisi eksisnya bahaya (mudarat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial.
  • Bisnis delakukan dengan sikap rela

Nilai-Nilai Etika Bisnis Syariah

Berikut ini nilai-nilai etika syariah yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis, yaitu sebagai berikut:

  • Konsep Ihsan
  • Ihsan adalah usaha individu untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja, tanpa kenal menyerah, memiliki dedikasi penuh menuju optimalisasi. Harus mengerjakan setiap pekerjaan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin.
  • Itqan
  • Itqan yaitu membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa menjaga kualitas produk yang dihasilkan, adakan penelitian dan pengawasan kualitas produk yang dihasilkan sehingga hasil maksimal. Allah SWT telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh maka Dia akan menunjukkan jalan kepadanya dalam mencapai nilai yang setinggi- tingginya.
  • Konsep Hemat
  • Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya, umat muslim harus hemat, jangan boros, pekerjaan memboros-boroskan harta adalah temannya syaitan. Kita harus hemat dengan harta, tapi tidak kikir dan tidak menggunakannya kecuali untuk sesuatu yang benar-benar bermanfaat.
  • Kejujuran dan Keadilan
  • Ini adalah konsep yang membuat ketenangan hati bagi orang yang melaksanakannya. Dalam bisnis, hal ini sangat diperlukan dan sangat membantu kemajuan bisnis dalam jangka panjang. Sedangkan keadilan perlu diterangkap, misalnya terhadap pegawai, ada aturan yang jelas dalam pemberian upah dan tidak membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya.
  • Kerja Keras
  • Rasulullah menyuruh umatnya untuk bekerja keras, jangan hanya berpangku tangan dan minta belas kasihan orang lain. Pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya artinya usaha yang dilakukan harus mampu memupuk atau membangun kepercayaan dari pada relasinya. Dengan kerja keras, segala bentuk usaha akan mencapai hasil yang diinginkan yang sebanding dengan proses.  

            Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah apabila kita ingin melakukan suatu bisnis harus sesuai dengan etika-etika berdasarkan syariah. Kita bisa mencontoh perilaku-perilaku terpuji dari Rasulullah yang sudah disebutkan sebelumnya. Apabila kita beretika, insya Allah pembeli/konsumen pun akan senang dan nyaman untuk membeli produk/menikmati jasa kita, begitupun mitra kerja akan senang hati dalam bekerja sama. Bisnis pun mendapatkan ridha Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ardi, Muhammad. 2015. Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam. Jurnal Syariah Vol. III, No. 1. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. (Akses pada tanggal 4 April 2021)

Dahruji dan Permata, Arif Rachman Eka. 2010. Etika Bisnis Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Tinjauan Teoritik Dan Empiris Di Indonesia. Universitas Trunojoyo Madura. Bangkalan, Madura. (Akses pada tanggal 4 April 2021)

Desiana Rina, Afrianty Noni. 2017. Landasan Etika dalam Ekonomi Islam. Jurnal AL-INTAJ Vol. 3, No. 1. http://moraref.kemenag.go.id (Akses pada tanggal 4 April 2021)

Hariani. 2018. Konsep Etika Bisnis Menurut Ekonomi Islam dan Ekonomi Kapitalis (Analisis Perbandingan). Parepare (ID): Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. (Akses pada tanggal 4 April 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun