Mohon tunggu...
Nuriyah Rie
Nuriyah Rie Mohon Tunggu... Freelancer - Literature Faculty

Pencinta senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Seni Pertunjukan Ayahku Pulang Karya Usmar Ismail Teater Dzza `Izza pada Tahun 2019

24 November 2021   17:35 Diperbarui: 24 November 2021   18:28 5511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Naskah bukan sekedar naskah. Dalam Teater Ayahku Pulang Karya Usmar Ismail ini menyimpan banyak sekali Pesan yang ingin disampaikan oleh Penulis Naskah. Yaitu, Usmar Ismail (20 maret 1921- 02 Januari 1971).  ia adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia yang berdarah Minangkabau. 

Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern diIndonesia dan juga Bapak Film Indonesia. Dalam Naskah terdapat pesan yang menyampaikan perasaan luka, benci, amarah, dan penyakit hati lainnya yang mesti kita pelajari dari naskah ini. Dan Harus kita antisipasi bagaimana cara mengatasinya agar tidak menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

Lakon dibawakan oleh Teater Dza `Izza  Pada Tahun 2019 dengan Para Pemain terdiri dari Santriwan dan Santriwati Pondok  Pesantren Darul Qolam 3 yang dipimpin oleh Ustaz Ahmad Moehdor al-Farisi. Dalam Chanel Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=HE0rJInN79w  terdapat  5 Pemain, Yaitu  :
1. Maulana Syarif  Al-Ghiffari Sebagai Raden Saleh / Ayah

2. Alamanda Mutia Mardian Sebagai Isteri Raden Saleh / Ibu

3. Syarief Asraf Sebagai Gunarto

4. Gibran Willy Sebagai Maimun / Adik Laki-Laki Gunarto

5. Nisa Qurotull Ayyun Sebagai Mintarsih / Adik Perempuan Gunarto

Pada pembukaan, pandangan saya langsung tertuju pada Penataan Panggung yang sederhana yaitu hanya rumah sederhana dengan bilik bambu dengan suasana perkampungan yang sangat luar biasa dilengkapi dengan suara takbir yang menggema melengkapi kesan pertama saya terhadap teater ini. 

Cerita ini diawali dengan menampilkan tokoh Ibu yang sedang menjahit, lalu pakaian yang dikenakan oleh Ibu serta anaknya menambah kesan perkampungan yang sangat luar biasa. Setting suara yang disajikan pada teater ini berhasil memanjakan penonton dan membuat hanyut seketika.

Alur cerita di awal sudah menunjukkan Ketidaksukaan Gunarto Atas Perlakuan Ayahnya yang telah meninggalkan keluarganya. Terungkap ketika Ibunya Terhanyut dalam Gema Takbir. Beliau berkata "Pada malam hari raya seperti inilah Ayahmu pergi dengan tidak meninggalkan sepatah katapun" . 

Lalu dengan nada kesal Gunarto menjawab "Kenapa masih Ibu ingat lagi masa yang lampau itu? Mengingat orang yang sudah tidak ingat lagi kepada kita?". Lalu pada saat sang adik Maemun dan Mintarsih membicarakan dan berkata bahwa ia bertemu dengan Seseorang yang mirip sang ayah dan Ibu nya pun merespon apakah itu Mungkin ayahnyu?, Gunarto dengan tegas berkata "Ah Bu, lupakan sajalah apa yang sudah berlalu itu".

Puncak Konflik dalam Lakon ini, adalah ketika Sang Ayah Raden Saleh datang kembali lagi kerumahnya. Lalu ia meminta maaf atas apa perlakuannya dulu pada keluarganya ini. Namun, bagi Gunarto rasa sakit atas peninggalan ayahnya itu masih membekas. Ia tidak menganggap ayahnya ada. 

Karena Ayahnya lah, Gunarto menderita. Bahkan ia berkata  "Ayah kandung? Memang Gunarto yang dulu pernah punya Ayah, tapi dia sudah meninggal dunia dua puluh tahun yang lalu. Dan Gunarto yang sekarang adalah Gunarto yang dibentuk oleh Gunarto sendiri! aku tidak pernah berhutang budi kepada siapapun diatas dunia ini. Aku merdeka, semerdeka merdekanya, Bu!"

Pada akhir cerita, karena sang ayah merasa sakit hati atas perkataan Gunarto dan diusir olehnya, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya. Pada saat itu, gemuruh petir melanda, hujan pun deras. Namun sang Ayah pun dengan rasa sakit hatinya melompat ke jembatan. 

Maemun sang adik Gunarto hanya menemukan Kain dan Kopiah milik Ayahnya itu. Dan seketika itu, Gunarto pun menyesal. Hanya karena perkataannya. Ia telah membuat ayahnya bunuh diri. Ia bahkan berkata "Dia tak tahan menerima penghinaan dariku. Dia yang biasa dihormati orang, dan dia yang angkuh, yah, angkuh seperti diriku juga.... Ayahku. 

Aku telah membunuh Ayahku. Ayahku sendiri. Ayahku pulang, Ayahku pulang...... "  lalu Gunarto pun menyusul mencari ayahnya. Berteriak memanggil-manggil ayahnya lari keluar rumah dan trus berteriak seperti orang gila. Ibu dan Mintarsih pun Berteriak Memanggil Gunarto. "Guanrto...!!!" suara bedug bersahut-sahutan diiringi Gema Takbir. Sementara hujan masih saja turun dengan deras. Kemudian Lampu Panggung perlahan-lahan mati lalu layar turun dan Lakon ini pun selesai.

Makna yang tersirat dalam Teater ini, banyak. Salah satunya, jangan memendam perasaan dendam dan benci yang berlebihan kepada seseorang. Apalagi itu Ayah kita sendiri. Namun, kita juga tidak boleh melihat hanya dari satu sudut pandang saja. Disini jika saya melihat dari sudut pandang Gunarto. Sebenarnya ia adalah orang yang realitas. Siapa yang tidak merasa sakit hati ditinggalkan oleh ayahnya sendiri ketika masih kecil selama 20 tahun.

 Lalu tiba-tiba ia kembali lagi. Setelah sekian lama Gunarto berjuang menyekolahkan adik-adiknya. Dan berjuang demi ibunya. Sampai ia rela menjadi budak di pasar. Bagaimana ia tidak marah? Setelah 20 tahun lamanya ayahnya kembali lagi . setelah jatuh miskin baru sang ayah kembali ingat pada keluarganya.   

Pada Teater Dzza `Izza menurut saya sudah sangat luar biasa. Dari Setting tempat, hingga Backsound suara Gema Takbir yang membuat orang hanyut didalamnya. Hanya saja Pelafalan Pemain Maemun masih kurang maksimal. Namun ditutupi dengan Pemain Gunarto yang sudah sanagt bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun