Kini telah memasuki tahun ke-6 kehidupannya di tanah rantau. Kelaparan, kehausan, sakit, rindu, hinaan, caci maki kini bukanlah persoalan besar yang sukar ia hadapi. Kini pengorbanannya tak hanya itu, namun sepenuh dirinya telah ia korbankan demi cita-citanya. Ia berkomitmen kuat untuk mengorbankan masa mudanya untuk kehidupan di masa mendatang.
Kondisinya dari tahun pertama mengalami peningkatan drastis. Ia mengedepankan hubungan dengan tuhan, ia selalu berusaha berkelakuan baik, hidup dengan kesederhanaan yang penuh syukur, ia aktif di kegiatan sosial dan keagamaan. Dan begitulah hidup petarung perempuan muda tersebut, dengan bermodalkan motivasi dari diri sendiri, ia mampu dan siap menatap masa depannya.
Ah, begitu bangganya aku menceritakan hidupku, iya. Aku lah "dia", tokoh utama ceritaku tadi, aku memang suka sekali membagikan cerita hidupku, aku senang ketika orang lain dapat melongo dengan beberapa pengalamanku.
Namaku jery wenda. Aku suka mengkritisi perkara hidup, aku suka politik, aku suka berorganisasi dan aku suka menulis. Untukmu yang membaca tulisanku ini, kuharap kau tak pernah takut hidup sendiri, tak pernah takut untuk berkorban diri, tak ada kata terlambat untuk berjuang dalam melawan keterbatasan. Tingkatkan hubunganmu kepada tuhan, sesama manusia, alam semesta dan dirimu sendiri. Berikan energi positifmu kepada lingkunganmu. Jangan pernah takut berkarya karena kehidupanmu perlu diperjuangkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H