Iman merupakan salah satu bagian terpenting di dalam kehidupan setiap muslim, iman sendiri adalah membenarkan Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan, berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Iman dan amal sholeh dalam al-quran selalu di sebutkan secara beriringan dan tidak terpisahkan (Dindin Moh Saepudin, Juni 2017) .Â
Iman dan amal sholeh bersifat timbal balik, karena keimanan mendorong manusia untuk melakukan amal sholeh, dan amal sholeh akan menguatkan keimanan pada diri manusia. Dalam hal ini para ulama sepakat bahwa iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan amal shalih, dan berkurang dengan dosa (kemaksiatan).
Sejatinya kedudukan tertinggi seorang manusia sebagai umat yang beragama adalah penghambaan diri kepada tuhannya, dan sebagai umat islam yang memiliki keimanan umat islam membuktikan penghambaan diri melalui amal sholeh yang di lakukan, serta meninggalkan segala apa yang telah dilarang Allah SWT. Sebuah amal sholeh dikatakan baik jika berada diatas jalan yang benar. Sebagaimana Allah SWT. Perintahkan di dalam kitab-nya dan diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Fitrah manusia dalam beragama adalah mengakui keberadaan Allah SWT. Karena bersamaan dengan naluri kemanusiaan, dan kebutuhan manusia itu sendiri akan agama.
Pembahasan :
- ImanÂ
Pengertian kata Iman secara bahasa dan pengertian sebagaimana yang terdapat dalam Alquran dapat di lihat pada penjelasan berikut, Secara bahasa Iman biasanya di artikan dengan ‚percaya‛ atau ‚mempercayai‛. Di lihat dari akar katanya (a-m-n), Iman berarti ‚merasa aman dalam diri seseorang‛ dan ‚tidak ada gangguan dalam diri seseorang‛. Kedua arti di atas sama dengan istilah muthma’in, yaitu seseorang yang merasa lega dan puas terhadap dirinya. Iman berarti ‚menyimpan sesuatu pada orang lain untuk diamankan‛( Q.S Al-Baqarah: 283).
Dalam hal ini, pengertian Iman beralih dari ‚merasa aman‛ menjadi ‚percaya kepada‛, maka Iman sendiri dapat di artikan ‚ barangsiapa yang percaya –kepada tuhan, maka tidak akan merasa aman‛. Artinya, jika seseorang tidak mengakui Tuhan atau tidak memiliki keimanan terhadap-Nya dan terhadap hal-hal lain turunan dari keimanan pada Tuhan ini (kebenaran tentang Kitab Suci, dll) maka di dalam hatinya tidak mungkin merasa aman, damai, integral, dll (Naila Farah, 2 Desember 2018).
Dalam pengertian ini, Iman dipahami sebagai kepercayaan yang terdiri dari enam rukun, yaitu: 1) percaya kepada Allah, 2) percaya kepada Malaikat, 3) percaya kepada kitab-Nya, 4) percaya kepada Rasul-Nya, 5) percaya kepada hari akhir, dan 6) percaya pada qada dan qadar (takdir baik dan buruk).
 Iman adalah suatu fiil hati, yaitu berupa penyerahan diri seseorang yang tegas kepada Tuhan dan Risalah-Nya serta memperoleh kedamaian dan keamanan serta benteng dari gangguan-gangguan.Â
Berikuat adalah beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai Iman: pertama, Iman berbeda dengan pengetahuan intelektual atau rasional dan tidak membutukan pengetahuan rasional tersebut. Iman berbeda dengan akidah, karena Iman adalah sesuatu yang murni dan tak tergoyahkan sedangkan akidah merupakan kredo yang mengikat sebagaimana yang telah dinyatakan oleh para ahli teologi.
Pengertian Iman dalam Al-Qur’an sendiri ada memiliki beberapa pengertian diantaranya :