Mohon tunggu...
nur isnaini rizki 1894
nur isnaini rizki 1894 Mohon Tunggu... -

gadis yang sedikit bicara banyak berkhayal suka sekali berteriak besama tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secarik Kertas Merah Jambu

16 Februari 2014   04:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagi hari, kelasku masih sepi. Seperti biasa aku menemukan lagi secarik kertas berwarna merah jambu. Entah siapa yang menaruhnya di atas mejaku yang pasti tulisan di dalam kertas merah jambu itu selalu berhasil membuatku senyum-senyum sendiri.

Dear :  My Princess

Selamat pagi tuan puteri. Aku harap pagi ini kau tetap bahagia. Hari ini aku punya cerita untukmu. Maukah kau membacanya? Jika kau mau maka sudah aku tuliskan untukmu.

Dahulu kala ada seorang ratu. Dia begitu cantik dengan matanya yang bening berkilau, dia bernama Ratu Embun. Suatu hari dia pergi meninggalkan istananya untuk berjalan-jalan. Tak di sangka perjalanannya hari itu adalah perjalanan yangterindah dalam hidupnya

Tanpa sengaja malaikat hujan menumpahkan tinta abu-abu ke langit. Hujan pun turun dengan derasnya. Saat hujan itu pula datanglah seorang pangeran. Pangeran berkuda putih yang tampan. Badannya tinggi besar, kulitnya putih bersih, rambutnya sehitam arang, matanya bersinar seperti berlian.

Pangeran itu datang menjemput Ratu Embun untuk kembali ke istananya. Mereka berdua berkuda sambil dinaungi payung yang keemasan. Mereka berdua berkilau di bawah guyuran hujan. Di separuh perjalanan hujan pun hilang dan berganti dengan pelangi yang menemani perjalanan mereka.

Suatu hari pangeran harus pergi untuk berperang. Lama sekali dia tidak pulang. Ratu Embun menunggunya dengan begitu setia. Alam pun mendengar rindunya. Lalu angin bertiup menerbangkan daun-daun yang membawa pesan untuk sang ratu.

"Tunggulah sebentar dia dalam perjalanan."

"Persiapkan dirimu, dia semakin dekat!"

Daun-daun itu tidak berdusta, tak lama pangeran pun kembali. Dia kembali dengan cinta yang lebih besar dari sebelumnya. "Ratuku, aku sudah kembali. Angin yang menerbangkan rindumu membuatku tak kuasa membiarkanmu menunggu lebih lama lagi." "Pangeranku, sungguh hari-hariku menjadi berat tanpamu. Aku mohon jangan pergi lagi."

Setelah hari itu mereka berdua selalu bersama. Cinta mereka tak terpisahkan. Mereka berdua bahagia untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun