Pagi hari, kelasku masih sepi. Seperti biasa aku menemukan lagi secarik kertas berwarna merah jambu. Entah siapa yang menaruhnya di atas mejaku yang pasti tulisan di dalam kertas merah jambu itu selalu berhasil membuatku senyum-senyum sendiri.
Dear :Â My Princess
Selamat pagi tuan puteri. Aku harap pagi ini kau tetap bahagia. Hari ini aku punya cerita untukmu. Maukah kau membacanya? Jika kau mau maka sudah aku tuliskan untukmu.
Dahulu kala ada seorang ratu. Dia begitu cantik dengan matanya yang bening berkilau, dia bernama Ratu Embun. Suatu hari dia pergi meninggalkan istananya untuk berjalan-jalan. Tak di sangka perjalanannya hari itu adalah perjalanan yangterindah dalam hidupnya
Tanpa sengaja malaikat hujan menumpahkan tinta abu-abu ke langit. Hujan pun turun dengan derasnya. Saat hujan itu pula datanglah seorang pangeran. Pangeran berkuda putih yang tampan. Badannya tinggi besar, kulitnya putih bersih, rambutnya sehitam arang, matanya bersinar seperti berlian.
Pangeran itu datang menjemput Ratu Embun untuk kembali ke istananya. Mereka berdua berkuda sambil dinaungi payung yang keemasan. Mereka berdua berkilau di bawah guyuran hujan. Di separuh perjalanan hujan pun hilang dan berganti dengan pelangi yang menemani perjalanan mereka.
Suatu hari pangeran harus pergi untuk berperang. Lama sekali dia tidak pulang. Ratu Embun menunggunya dengan begitu setia. Alam pun mendengar rindunya. Lalu angin bertiup menerbangkan daun-daun yang membawa pesan untuk sang ratu.
"Tunggulah sebentar dia dalam perjalanan."
"Persiapkan dirimu, dia semakin dekat!"
Daun-daun itu tidak berdusta, tak lama pangeran pun kembali. Dia kembali dengan cinta yang lebih besar dari sebelumnya. "Ratuku, aku sudah kembali. Angin yang menerbangkan rindumu membuatku tak kuasa membiarkanmu menunggu lebih lama lagi." "Pangeranku, sungguh hari-hariku menjadi berat tanpamu. Aku mohon jangan pergi lagi."
Setelah hari itu mereka berdua selalu bersama. Cinta mereka tak terpisahkan. Mereka berdua bahagia untuk selamanya.