Mohon tunggu...
Nuriska J Anggraini
Nuriska J Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Welcome!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Masyarakat Indonesia Terhadap Pengungsi Rohingya dan Faktanya

5 Januari 2024   22:13 Diperbarui: 5 Januari 2024   22:18 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Di penghujung 2023 warga Aceh kembali kedatangan pengungsi rohingya. Para pengungsi mengatakan bahwa mereka terdampar di sana. sebagai bentuk toleransi warga Aceh pun memberi bantuan kepada mereka berupa tempat tinggal, makanan,  dan pakaian. Para sukarelawan Aceh juga bersosialisasi dengan senang hati. 

     Namun warga Aceh semakin resah dengan pengungsi ini. Pasalnya pada pertengahan bulan november 2023 kapal pengungsi rohingya terus berdatangan. Perilaku mereka pun semakin diluar batas. Seperti meminta hunian yang layak dan melakukan aksi mogok makan, mengatakan bahwa makanan yang mereka dapatkan itu kurang,dan ada pula kasus bahwa mereka membuang makanan yang di berikan kepada mereka karena tidak sesuai selera. Informasi ini di bagikan oleh salah seorang  wanita asal Aceh pada akun youtubenya  yang menceritakan kondisi Aceh dan pengungsi rohingya yang mana ia sendiri merupakan salah satu sukarelawan. 

     Penduduk setempat sempat mengusir para pengungsi tersebut, namun disebabkan watak pengungsi rohingya yang keras warga Aceh pun tidak bisa melakukan pengusiran. 

     Terkait kasus ini, Beberapa lembaga nasional yang fokus pada isu kemanusiaan prihatin dengan penolakan pengungsi Rohingya oleh warga Aceh. Padahal selama ini Aceh sudah dikenal sebagai daerah yang aman bagi Rohingya.

     Dalam siaran tertulis Project Coordinator Program JRS Indonesia, Hendra Saputra menuturkan, penolakan kehadiran pengungsi telah mengabaikan semangat kemanusiaan dan aturan Perpres Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

     Namun, warga setempat tetap tidak ingin menerima pengungsi rohingya di sebabakan perilaku mereka yang semena-mena dan dianggap tidak tahu terimakasih. 

     Berdasarkan wawancara dengan salah satu pengungsi rohingya yang tinggal di rumah susun Sidoarjo, Jawa barat, yakni bernama Muhammad mengatakan bahwa uang senilai satu juta dua ratus yang di berikan itu tidak cukup untuk kebutuhan. 

     Pernyataan Muhammad tersebut memantik reaksi emosional para netizen di media sosial. Pasalnya jika dilihat dari fasilitas yang ia dapatkan sudah terbilang lengkap, ada televisi, kasur, sprei, bahkan ruang tamu yang cukup luas.

     Beberapa netizen menyatakan bahwa pengungsi seharusnya bersyukur atas bantuan yang diterima, apalagi mereka di Indonesia ini hanya menerima bantuan saja dan tidak bekerja. Sedangkan masyarakat asli Indonesia yang sudah bekerja pun masih ada yang belum mendapatkan hunian yang layak, fasilitas dan kebutuhan pangan yang cukup.

     Tidak hanya itu, Emosional para warga netizen pun kembali tersulut saat mengetahui pihak UNHCR meminta Indonesia memberikan satu pulau untuk di huni pengungsi rohingya Yang di sampai kan melalui sebuah video tiktok. Tentu hal tersebut tidak dapat di terima oleh masyarakat indonesia. 

    Alasan pertama yaitu indonesia tidak ada tanggung jawab apapun kepada para pengungsi karena tidak termasuk dalam negara yang meratifikasi konvensi mengenai pengungsi. Alasan kedua yaitu warga indonesia sebut setiap pulau di Indonesia adalah warisan yang diperjuangkan nenek moyang dengan bertumpahkan darah. Sangat tidak masuk akal jika sebuah pulau diberikan begitu saja kepada para pengungsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun