Mohon tunggu...
Amanah Nurish
Amanah Nurish Mohon Tunggu... -

Alumni Center for religious and cross cultural studies (CRCS), Gadjah Mada University.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mbah Maridjan Dan Filsafat Kematian

17 November 2010   21:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, meskipun Mbah Maridjan telah meninggal dalam amukan gunung Merapi namun beliau adalah sosok yang patut dihargai dan direnungkan atas keberaniannya untuk memilih takdir kematiannya sendiri. Keberanian Mbah Maridjan atas bahaya yang mengancam nyawanya merupakan nilai yang cukup sulit diterapkan bagi kebanyakan orang. Sebagai sosok yang berkeyakinan, Mbah Maridjan telah berhasil melampaui nilai-nilai magis yang berurusan dengan persoalan natural dan supranatural. Riwayat Mbah Maridjan telah menuntaskan pengabdiannya seiring dengan meletusnya gunung Merapi. Kullu nafsin dzaa iqatul maut, bahwa setiap mahluk hidup akan mengalami peristiwa kematian. Selamat jalan Mbah Maridjan, engkau tetap menang taruhan.

Penulis adalah peneliti agama minoritas, Indonesian Muslim Young Leader Fellow 2010, Leiden University, Netherlands.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun