Sehingga terus dan mampu mengantarkan bangsa Indonesia menuju globalisasi dan kebaikan umat manusia di dunia selayaknya kader HMI di harapkan dapat dan mampu mengemban amanah sebagai khalifatullah di muka bumi. "Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi". Qs Al An' am ayat 165.
Sebagai sebuah khasanah nusantara, asset marwah HMI perlu di jaga dan terus di suntikkan kepada kader kadernya dari periode ke periode, generasi ke generasi dan masa ke massa. Selayaknya gagasan dasar adanya kelompok Marxian terkait dengan sebuah kritikan yang memungkinkan memunculkan sebuah gagasan, tantangan dan perbaikan terhadap suatu hal kususnya tatanan sosial, HMI juga perlu membuka ruang yang lebar terhadap kritik yang masuk untuk terus berbenah diri menuju perbaikan untuk menjawab berbagai tantangan yang muncul sehingga kuantitas, kualitas, dan produktifitas kader HMI dapat di jaga beriringan dengan perkembangan zaman.Â
Gagasan autokritik mencoba terus di hembuskan untuk kader HMI selalu mawas diri, seperti narasi 44 indikator kemunduran HMI dari seorang kader yang berada pada 3 perioodenisasi zaman (orde lama, baru dan zaman reformasi) yaitu kanda Agussalim Sitompul. HMI Perlu memperhatikan dengan serius, apabila tidak mau organisasinya di gilas oleh zaman, menjadi usang dan akan tumbang. "Ukuran Kecerdasan adalah kemampuan untuk berubah" - Albert Einstein.
Saya sangat tag'dim terhadap beliau kanda Agusalim Sitompul, kecintaan terhadap himpunan tidak pernah lekang oleh waktu, memperhatikan mengikuti dan terus mengawal perkaderan dari masa ke massa. Dalam sebuah tantangan 44 indikator HMI sampai saat ini tidak ada yang dapat menyangkal secara siknifikan terhadap gagasan kemunduran HMI, namun secara filosofi memang benar "semakin tinggi pohon akan tumbuh, maka akan semakin besar pula angin yang akan menerpa".Â
Sehingga pertumbuhan HMI yang kini mencapai jumlah yang siknifikan lebih dari 202 cabang kabupaten/kota seluruh Indonesia, puluhan ribu kader HMI sudah tercetak dan mengabdi di masyarakat, berhamburanya kader HMI menjadi pertanda tumbuh kembang dan semakin harusnya organisasi ini untuk mawas diri, karena angin tantangan akan semakin besar yang akan menguji kelayakan organisasi ini, relefansinya pertumbuhan waktu dan kedewasaan untuk berbicara eksistensinya mengabdi dan berkontribusi di masyarakat dari masa ke masa. (Semakin tingginya pohon maka akan semakin kencang pula angin yang menerpa, Biarkan mereka menjadi angin, dan engkau fokuslah pada pohon yang terus tumbuh tinggi), - Fiersa Besari
Masa orientasi mahasiswa baru, menjadi sebuah masa periodenisasi penghayatan perkaderan baru, termasuk juga HMI, namun siapa sangka dari waktu kewaktu daya tarik dan daya pikat organisasi ini semakin menurun, sekertariat tidak lagi menjadi sebuah markas intektual, HMI Kehilangan basis-basis intelektual di perguruan tingginya, kajian terhadap isu lingkungan semakin tidak di minati, menjauhnya nilai islam dalam diri kader himpunan, serta berbagai hal realitas perkaderan hari ini yang nampak pada 44 indikator kemunduran hmi, sangat begitu relafan setelah lebih dari 15 tahun di terbitkan.
 Rentan waktu yang singkat untuk mengatasi penyakit himpunan ini, namun bisa malah sebaliknya merupakan waktu yang sangat besar dan panjang untuk virus yang mengamputasi pergerakan HMI ini untuk berkembang, dan bermutasi menjadi virus yang mempercepat bubarnya organisasi ini. Bukan hanya kemunduran tapi narasi pembubaran sudah sering di gaungkan, terutama dari nilai moral dan etis, sekelumit citra yang muncul dari kemunduran kader HMI.
Sejak terbitnya buku 44 indikator kemunduran HMI, yang melintasi awal periode revormasi saya menyayangkan kanda Agussalim Sitompul kurang memaparkan terkait dengan potensi tantangan yang sekiranya dalam waktu dekat akan mengamputasi perkaderan HMI, yang saya kira teknologi dan digitalisasi tumbuh dan berkembang seiring dengan demokrasi yang di bukakan kran sangat besar oleh reformasi pada tahun 1998.Â
Sehingga saat ini, kegagapan kader HMI dalam menyikapi tantangan profesionalisme bidang garap, serta teknologi digitalisasi sangat nampak, terpaparnya arus globalisasi tidak di barengi dengan penguatan individu kader, sehingga terbawa arus dan semakin menjauh dari mission HMi itu sendiri.Â
Penguasaan kemampuan individu (Individual ability), responsitas (responsibility), Adaptabilitas (Adaptability), terlemahkan oleh arus global sehingga menurunkan , akuntabilitas dan kredebnilitas kader, menurunya nilai kader (cadre value) membuat jatuhnya organisasi semakin nyata dan cepat. Hal ini butuh keseriusan dalam penanganan, Bersatu, bergotong royong dalam membangun himpunan.
Kader Hmi di harapkan terus mengupgrade diri untuk berkembang guna menghasilkan daya saing global yang profesional, terlebih dalam bidang teknologi dan digitalisasi sehingga kemampuan teknis terkait kebutuhan zaman era 4.0 dapat di jawab dengan skill yang cakap.Â