Bulan,
Diatas kuburan.
(Sitor Situmorang :1955)
Puisi yang barisnya tidak sampai empat diatas tergolong puisi pendek yang maknanya
absurd, mustahil dan tidak masuk akal. Tidak bisa ditafsirkan dengan nalar telanjang. Namun,
puisi pendek tersebut menjadi karya fenomenal dan mampu mengundang perdebatan
maknanya. Tidak ada lanjutan dari sajak tersebut. "Malam Lebaran Bulan diatas Kuburan" jika
diparafrasakan menjadi "pada saat malam lebaran ada rembulan diatas kuburan". Kalimat
tesebut mana mungkin nyata. Karna diyakini saat malam pergantian bulan pada tanggal 30
kesatu hari setelahnya yakni tanggal 1 (Ramadhan berganti Syawal) tidak ada cahaya bulan
sedikitpun. Apalagi berada tepat diatas kuburan. Namun kita tidak bisa menafsirkan kalimat
tersebut secara leksikal. Jelas ada makna yang mengandung nilai-nilai kehidupan yang
disampaikan penyair didalamnya.
Puisi tersebut dilatarbelakangi kisah pribadi Sitor Situmorang Ketika silaturrahmi
kerumah seorang kawannya yang berada di Kober-Jakarta. beberapa hari setelah lebaran.
Namun sang pemilik rumah tidak ada dikediamannya. Kecawalah Sitor Situmorang saat itu.
Tak lama kemudian ia memutuskan pulang Kembali ketempat indekost nya. Sekelebat ia
tersesat dan kesasar ditempat yang banyak ditumbuhi pohon tua rimbun serta dikelilingi
tembok putih. Penasaran dengan tembok tersebut akhirnya ia meloncat dan menegok melihat
berbagai macam kuburan. Dan ada satu kuburan yang menyita perhatiannya, yakni satu
kuburan berwarna putih yang saat itu terkena sinar rembulan dari sela-sela pepohonan. Sesaat
Sitor Situmorang melupakan kekecewaanya yang tidak jadi bertemu kawan dan merasa
terpesona dengan pemandangan yang ada di hadapannya.
//Bait 1// 'Malam lebaran' maknanya beberapa hari setelah lebaran bukan sehari sebelum
lebaran. Namun tak salah jika kebanyakan orang mengartikan malam lebaran sebagai malam
kemenagan dimana besoknya mereka menyambut idul fitri berkumpul Bersama sanak famili
dan kerabat. Karna jika diartikan sesuai Bahasa adat "malam lebaran" artinya malam sebelum
hari tersebut tiba. Seperti kata "malam minggu" yang diartikan sebagai malam sebelum hari
minggu.
//Bait 2// "Bulan" diartikan sebagaimana wajarnya yakni cahaya rembulan yang menyinari
bumi dikala matahari terlelap dalam tidurnya. (mengantikan posisi matahari untuk menyinari
bumi)
//Bait 3// 'Diatas Kuburan" digabungkan dengan bait sebelumnya menjadi satu frasa yang
memiliki makna sebuah benda yang terkena sinar rembulan. "Bulan diatas Kuburan" sebuah batu nisan yang kala ditengok mampu menyita perhatian seseorang, dengan cahaya rembulan
yang menyorot bagian badanya.
Begitulah makna penafsiran puisi Malam Lebaran karya Sitor Situmorang
writer: NUR IQNATUL NADIYAÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H