Mohon tunggu...
Nur IntifadaZahroh
Nur IntifadaZahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia

Memiliki hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Fear of Failure pada Mahasiswa terhadap Kesehatan Mental

3 November 2023   12:00 Diperbarui: 3 November 2023   12:28 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen pangampu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd. dan Nadia Aulia Nadhirah

             Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menimba ilmu pada tingkat perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa, mahasiswa merupakan individu yang sedang belajar di perguruan tinggi untuk mempersiapkan keahlian diri pada tingkat sarjana (Budiman, 2006). Mahasiswa sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang memiliki peran di lingkungan masyarakat sebagai agent of change (agen perubahan) tentunya dituntut untuk mampu berpikir secara kritis ketika melakukan suatu tindakan. Bukan hanya itu, mahasiswa juga dituntut untuk terlibat dalam pembelajaran, memilih dan mengatur sendiri kegiatan yang akan dilakukannya. 

             Dalam hal akademik maupun non akademik, umumnya para mahasiswa mampu memenuhi tuntutannya dengan mengikuti kegiatan perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen dengan sebaik-baiknya.  Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dalam prosesnya, mahasiswa akan merasakan berbagai macam emosi, seperti perasaan cemas yang muncul karena merasa minder, merasa dirinya memiliki kemampuan yang rendah dibanding orang lain, perasaan takut gagal hingga munculnya ketidakpercayaan diri atau insecure (Susilo dan Eldawaty, 2021).

             Winkel (1996) mengemukakan bahwa pada suatu individu yang berusia 19-23 tahun atau mahasiswa rentan mengalami perasaan takut gagal (fear of failure) sehingga memiliki kecenderungan merasa rendah diri dan menganggap dirinya tidak kompeten dalam melakukan suatu hal dan bersaing dengan individu lain.  Perasaan takut gagal (fear of failure) merupakan suatu keadaan dimana seseorang cenderung menilai ancaman dan kecemasan sebagai situasi yang menyebabkan kemungkinan terjadi kegagalan. Terjadinya ketakutan akan kegagalan tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi ketakutan itu sendiri, yaitu keadaan lingkungan, tempat tinggal, pola asuh orang tua, pengalaman masa kecil serta pengalaman dalam proses belajar dan sekolah (Conroy, et al., 2007).

             Adapun dampak yang diperoleh individu yang mengalami fear of failure terbagi menjadi dampak positif dan negatif (Conroy, et al., 2001), yaitu:

1. Dampak positif yang diperoleh individu dengan menjadikan fear of failure sebagai motivasi untuk terus belajar agar dapat mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan serta mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial dari kegagalan yang dialami.

2. Dampak negatif yang diperoleh individu adalah individu akan kehilangan kontrol terhadap dirinya, menyalahkan diri sendiri dan mengalami perubahan hubungan dengan individu lain.

             Rasa takut akan gagal yang dialami mahasiswa dapat dijadikan sebagai suatu motivasi untuk terus berprestasi dan menghindari kegagalan tersebut sehingga individu tersebut dapat membuktikan terhadap dirinya sendiri bahwa dirinya mampu melewati konflik rasa takut tersebut menjadi sebuah keberhasilan.  Akan tetapi, ada juga individu yang menjadikan rasa takut akan kegagalan tersebut menjadi sumber stress yang mengakibatkan terganggunya kesehatan mental karena dirinya memiliki suatu beban dan tuntutan untuk dapat memperoleh keberhasilan dan kesuksesan dari orang tuanya sehingga takut membuat orang tuanya mengalami kekecewaan atas tidak terpenuhinya harapan-harapan tersebut. (Gusniarti, 2002).

             Menurut Word Health Organization (WHO) kesehatan mental seseorang ditandai dengan mampunya seseorang melakukan suatu perbuatan, mengatasi stres secara normal, produktif dalam bekerja, dan memiliki kontribusi terhadap masyarakat. Kesehatan mental sangatlah penting keberfungsiannya terhadap kehidupan.  

             Peristiwa fear of failure yang menjadi sumber stress sehingga mahasiswa tidak mampu mengatasi stress tersebut dan sudah masuk ke tahap terganggunya kesehatan mental dapat menimbulkan dampak negatif yang tergambar dengan jelas pada maraknya fenomena bunuh diri yang terjadi di kalangan mahasiswa. Salah satu kasus yang terjadi pada akhir oktober kemarin yaitu ditemukannya ARD, seorang mahasiswa Fisip Universitas Katolik Widya Mandira (Unika) Kupang tewas dikarenakan gantung diri di kamar kosnya. Peristiwa malang ini diketahui ketika dosen pembimbing meminta salah satu teman korban yang bernama Emanuel Narek untuk mencari korban, karena korban tidak pergi ke kampus untuk berkonsultasi mengenai tugas akhir. Tetapi kemudian Emanuel mendapati korban tengah tergantung di dekat tembok di kamar kos korban dalam keadaan meninggal dunia. Polisi menduga penyebab utama mahasiswa tersebut bunuh diri adalah terbebani oleh tugas akhir (Yufengki Bria/detikBali).

             Berdasarkan peristiwa di atas, jika perasaan takut akan kegagalan (fear of failure) tidak dapat dikendalikan dengan baik akan menyebabkan timbulnya keinginan untuk melakukan hal-hal negatif seperti menyakiti diri sendiri hingga munculnya ide untuk bunuh diri. Sebelum rasa takut akan kegagalan ini menjadi sumber stress yang memuncak yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan, berikut beberapa strategi menurut Hendriksen (dalam Pradini dan Sera 2021) yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mengatasi fear of failure.

1. Memahami sumber ketakutan yang ada di dalam diri

2. Menjawab segala kekhawatiran yang muncul

3. Tidak hanya membayangkan kesuksesan di masa depan tetapi juga diikuti dengan aksi untuk mewujudkan kesuksesan tersebut juga merenungkan kendala apa saja yang akan terjadi di masa depan

4. Fokus pada proses, adanya keinginan untuk mencoba serta menguasai pembelajaran

5. Mengingat bahwa kegagalan bukan suatu akhir, melainkan langkah awal untuk dapat belajar dan berkembang lebih jauh

REFERENSI

Budiman, A. (2006). Kebebasan, Negara, dan Pembangunan. Jakarta: Alvabet

Conroy, David E., Poczwardowski, A., & Henchen, K. P. (2001). Evaluate Criteria and Emotional Response Associated with Failure and Success among Elite Athletes and  Performing Artist. Journal  of Applied Sport Psychology, 13, 300-322.

Conroy, David E., Kaye, Miranda P., Fifer, Angela M. (2007). Cognitive Links Between Fear of Failure and Perfectionism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, 25 (4), 237-253.

DetikBali. 2023-10-30. Polisi Ungkap Motif Mahasiswa Unika Kupang Gantung Diri: Beban Tugas Akhir.

Gusniarti, U. (2002). Hubungan antara Persepsi Siswa antara Tuntutan dan Harapan Sekolah dengan Stres Siswa di Sekolah Menengah Umum-Plus. Jurnal Psikologika, 13 (7), 1-13.

Pradini, R. F., & Sera, D. C. (2021). Fear of Failure pada Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19. Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF), 5(1), 2820-2828.

Siswoyo, Dwi, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Susilo, T. E. P., dan Eldawaty. (2021). Tingkat Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi di Prodi PENJASKESRES Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. Jurnal Ilmiah BK, 4(2), 105-113.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun