Mohon tunggu...
Nurin najwa
Nurin najwa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menyukai Kim Mingyu dan buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Teori Filsafat Dalam Kehidupan Sehari-hari

5 Oktober 2024   18:33 Diperbarui: 5 Oktober 2024   20:29 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat adalah seni memahami dunia tempat kita berpijak dan seni memahami diri sendiri dengan penguasaan dalam membentuk suatu sistem pengetahuan yang rasional (Suwarlan et al., 2023). Filsafat juga sering dikatakan sebagai sumber dan induk pengetahuan. Filsafat berasal dari kata philosophia yang diadaptasi dari bahasa Yunani yang berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Oleh karena itulah filsafat seringkali menjadi landasan keilmuan untuk membangun pola pikir bijaksana dan kemampuan problem solving dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam kehidupan, sifat ilmu itu adaptif yang berarti akan berubah mengikuti zaman. Hal inilah yang kemudian melahirkan beberapa kemungkinan jawaban. Kemungkinan-kemungkinan itu membuat kita terkadang menjadi bingung. Namun, ada solusi untuk menghadapi kemungkinan peluang beberapa jawaban tersebut, yaitu dengan memadukan tiga pilar dalam filsafat ilmu.

Tiga pilar tersebut adalah dasar filsafat ilmu yaitu: pertama, Ontologi memiliki ciri-ciri bahwa ia cenderung menanyakan hakikat dari suatu perkara. Ontologi berhubungan erat dengan kata tanya "apa". Ontologi akan bertanya sedalam-dalamnya terkait suatu perkara karena ia memang hadir sebagai hakikat ilmu (Ginting & Situmorang, 2008).

Kedua, Epistemologi merupakan gabungan dua kata "episteme" yang bermakna pengetahuan, dan "logos" yang berarti teori. Maka, epistemologi dapat diartikan sebagai teori pengetahuan. Dalam epistemologi, kita berbicara dan mencari jawaban tentang bagaimana yang "ada" itu ada (Wonopatih et al., 2023). Epistemologi kebanyakan akan membicarakan bagaimana cara kita mendapatkan suatu perkara tersebut. Ketiga, aksiologi membahas kegunaan dari suatu perkara. Semua ilmu pengetahuan akan memiliki satu manfaat yang sama yaitu mensejahterakan manusia. Pada tahap tertentu, ilmu pengetahuan harus dipadukan dengan nilai budaya dan moral setempat. Hal inilah yang kemudian membuat ilmu pengetahuan harus bersinggungan dengan moral.

Dalam filsafat, ketiga pilar itu harus saling melengkapi satu sama lain agar mendapatkan suatu ilmu pengetahuan yang sesuai dengan definisi filsafat itu sendiri. Dengan filsafat, kita akan lebih kritis dan tajam menghadapi persoalan dunia yang tiada habisnya. Disamping itu, filsafat akan mengantarkan kita supaya lebih memahami dunia yang kita huni dan diri kita sendiri.

Daftar Pustaka

Ginting, P., & Situmorang, S. H. (2008). Filsafat ilmu dan metode riset. Terbitan Pertaman. Medan USUPress, 134--156.

Suwarlan, E., Anggoro, T., & Widiawati, Y. (2023). Filsafat ilmu. Eureka Media Aksara.

Wonopatih, A., Anogu, H., Rahman, Y., & Lundeto, N. (2023). FAKTOR MINIMNYA MINAT BELAJAR FILSAFAT DI PERGURUAN TINGGI: Studi Kasus IAIN Sultan Amai Gorontalo. Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow), 2(1), 56--76.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun