Mohon tunggu...
Nuril Ummah
Nuril Ummah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya mahasiswa UIN Malang fakultas ekonomi jurusan perbankan syari'ah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Integrasi dan Pengaruh Disintegrasi di Indonesia

16 November 2023   21:13 Diperbarui: 16 November 2023   21:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia identik dengan bangsa yang memiliki berbagai macam keberagaman suku bangsa dan budaya, maka bangsa Indonesia merupakan negara yang memiliki rasa persatuan yang kuat dan keinginan untuk bersatu. Seringkali kita dihadapkan pada berbagai pertanyaan tentang bagaimana menyatukan keberagaman tersebut. Setiap negara sangat memerlukan adanya unifikasi nasional yang disebut dengan integrasi nasional.

Integrasi nasional adalah proses dimana suatu bangsa berintegrasi atau berasimilasi hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Ada berbagai penjelasan tentang integrasi nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan integrasi sebagai proses asimilasi untuk membentuk satu kesatuan yang utuh.

Oleh karena itu, integrasi nasional dapat dilihat sebagai tahapan integrasi regionalyang mengintegrasikan berbagai perbedaan yang ada. Dalam pengertian politik, integrasi nasional berarti penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam satu kesatuanwilayah nasional yang mengembangkan identitas nasional.

Dari sudut pandang antropologis, integrasi nasional adalah suatu tahap adaptasi terhadap berbagai faktor budaya untuk mencapai  kesesuaian dengan fungsi hakiki kehidupan bermasyarakat.

Kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi nasional merupakan konsep yang sangat penting yang harus dipahami oleh seluruh warga negara. Dalam hal ini integrasi nasional meliputi syarat, pengaturan, dan hambatannya.

Integrasi nasional dapat dilihat dari tiga sudut pandang: politik, ekonomi, dan sosial budaya. Menurut Myron Weiner, integrasi politik adalah integrasi masyarakat kedalam suatu sistem politik, yang pembagiannya meliputi integrasi nasional, integrasi regional, integrasi nilai, integrasi elit-popular, dan integrasi tingkah laku (tindakan integratif).

Integratif ekonomi mengacu pada saling ketergantungan antar wilayah untuk memenuhi kritis masyarakat. Saling ketergantungan memperkuat kerja sama yang sinergis antar daerah.Integratif sosial budaya adalah proses asimilasi berbagai elemen masyarakat (ras, etnis, agama, bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, dan lain-lain) menjadi satu kesatuan.

Integrasi nasional memiliki arti penting bagi bangsa ini, yang mana adanya integrasi sebagai tolak ukur dalam menyatukan berbagai keberagaman bangsa. Masyarakat yang terintegrasi diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujauan yang diharapkan.

Bhineka Tunggal Ika sebagai salah satu jadi diri bangsa mengacu pada integrasi nasional dimana keduanya mempunyai prinsip yang sama bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang untuk terciptanya persatuan.

Yang dimaksud dengan dijelaskan sebagai integrasi nasional yang mengintegresikan perbedaan-perbedaan segala bentuk keanekaragaman, dengan menekankan bahwa jati diri bangsa yang bentuknya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kedua, meminimalkan konflik, konflik pada umumnya terjadi ketika tidak adanya toleransi dan rendahnya semangat solidaritas. Selain itu, ketahanan terhadap konflik eksternal akan diperkuat. Dalam integrasi nasional, nilai-nilai budaya suatu bangsa maka integritas dan ketahanan akan lebih mudah terbentuk dan ancaman konflik dari luar tidak mudah menambah.

Lawan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi dilakukan berdasarkan konsensus, perpecahan dapat menimbulkan konflik, permusuhan, dan perselisihan. Runtuhnya negara merupakan kebalikan dari integrasi nasional, yaitu hilangnya kesatuan antar kelompok dalam suatu negara.

Keruntuhansecara harfiah berarti terpecahnya suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling lepas. Jika dicermati keberadaan gerakan-gerakan pemisahan diri, terungkap bahwa gerakan tersebut seringkali dikaburkan oleh idealisme karena pada dasarnya mereka tidak puas dengan perlakuan pemerintah terhadap daerah dan kelompok minoritas, termasuk isu otonomi daerah, keadilan sosial, dan keseimbangan, pembangunan, kesetaraan, dan lain-lain.

Meskipun kekhawatiran terhadap perpecahan nasional di dalam negeri dapat dikatakan sarat dengan konflik dan ketidakamanan, gelombang reformasi yang sedang berlangsung memunculkan berbagai tren dan realitas baru.

Penyebab keruntuhan negara bisa juga terletak pada perlakuan buruk terhadap pemerintah daerah, terutama oleh pemerintah pusat pada daerah yang mempunyai sumber daya alam/kelebihan potensi/kekayaan yang melimpah, sehingga daerah tersebut memiliki tingkat otonomi yang tinggi.

Lebih lanjut, runtuhnya suatu negara juga dipengaruhi oleh situasi politik yang terjadi saat ini. Dalam kehidupan politik, pengaruh ekspresi politik para elite dan pemimpin nasional sangat terasa dan sering memperngaruhi aspek kehidupan nasional akibat primitivisme sempit yang muncul dari golongan, kelompok kedaerahan bahkan agama.

Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar atau tidak sengaja melakukan provokasi kepada masyarakat. Terbatasnya tingkat perolehan suara mayoritas masyarakat Indonesia sangat rentan terhadap perkataan para elit, dan mereka dengan mudah terdorong untuk mengambil tindakan yang berujung pada keresahan dan konflik antar kelompok dan faksi. Saya merasa negara ini tidak akan pernah lepas dari permasalahan kemerosotan karena masyarakat tidak langsung menyadarinya. Negara ini masih terlalu lemah untuk membentuk ikatan persatuan dan kesatuan dari Sabang hingga Merauke. Globalisasi mempunyai dampak negatif terhadap suatu negara dan bahkan dapat menyebabkan keruntuhannya. 

Upaya mengatasi keruntuhan negara dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia antara lain dengan membangun dan mengaktifkan komitmen, kesadaran dan kemauan untuk bersatu, menciptakan kondisi, membiasakan untuk senantiasa membangun konsensus, nilai-nilai dan hal tersebut antara lain  dengan membangun institusi (lembaga) yang mengedepankan persatuan dan kesatuan yang utuh berakar pada norma bangsa.

Selain itu, diperlukan pula kebijakan yang konkrit, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan nasional yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak dan seluruh daerah, mencerminkan tuntutan kepemimpinan yang bijaksana dan mendorong upaya bersama dan integrasi nasional, serta perlu adanya perumusan peraturan cerdas dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun