Mohon tunggu...
Nuril Mufarroha
Nuril Mufarroha Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Teladan Sosok Maryam

24 Agustus 2019   11:21 Diperbarui: 24 Agustus 2019   11:32 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah laki-laki itu? Dia adalah malaikat Jibril. "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci", ujar malaikat Jibril.

"bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang pun  manusia yang menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina", jawab Maryam.

Kemudian Allah berfirman melalui perantara malaikat Jibril, "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya 'jadilah', lalu jadilah dia".(QS.Ali Imran:42-47).

Setelah kedatangan malaikat jibril, Maryam kemudian hamil. ketika kehamilannya semakin membesar, orang yang mengetahuinya adalah Yusuf bin Ya'kub an-Najjar, seorang ahli ibadah bani israil. Yusuf pasti terkejut ketika melihat hal tersebut karena Maryaam dikenal sebagai wanita yang taat beribadah dan sangat menjaga kesuciannya.

Lambat laun hal tersebut terdengar oleh masyarakat. Banyak tudingan terlontar kepada Maryam. Saat Maryam melahirkan Isa AS, dia semakin banyak mendapat tuduhan  atas kehamilan tanpa suami dan tuduhan zina tersebut datang silih berganti.

Maryam menjawab dengan jujur kebenarannya, tetapi masyarakat tak mempercayainya. Sehingga dia mengisyaratkan agar orang-orang yang menuduhnya berzina langsung bertanya kepada Isa yang waktu itu masih digendongnya.

"Bagaimana mungkin kami berbicara dengan anak bayi yang baru dilahirkan".

Lalu atas izin Allah, Isa tiba-tiba berbicara sebagaimana tercantum dalam QS.Maryam:30-33 yang artinya "sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab(injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

Dari cerita di atas, dapat kita ketahui bahwa Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu yang dikehendakinya. Sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia, akan menjadi hal yang mungkin bagi Allah. Sesuatu yang buruk di pandangan manusia, belum tentu buruk dihadapan Allah. Begitupun sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun