Dari hal tersebut pula saya teringat teori Einstein tentang Tuhan bahwa : Gelap itu tidak ada, yang ada hanya ketiadaan cahaya. Begitu pula keburukan (kejahatan) itu tidak ada, yang ada hanya ketiadaan cahaya Tuhan --- Seperti mereka yang selalu teriak beragama namun seringkali melakukan tindakan diluar etika manusia beragama, bahkan tak jarang menghujat pesaingnya dengan sebutan yang tidak etis.Â
Hal ini mungkin yang disebut merasa paling dekat dengan Tuhan walaupun sebenarnya mereka mengalami ketiadaan cahaya Tuhan.
Sikap tersebut harus segera diakhiri, kita harus segera menjadi manusia seutuhnya kembali, melakukan hal-hal wajar sebagai manusia, menjunjung etika, dan merawat rasa kemanusiaan yang dititipkan Tuhan pada diri kita masing-masing. Etika yang sangat buruk harus segera dihapuskan dari jiwa masing-masing.
Siapapun yang terpilih nanti, harus kita hormati karena itu pilihan rakyat melalui jalur konstitusi yang sah secara hukum.Â
Kemudian kembali bersatu sebagai warga masyarakat Indonesia, bukan lagi sebagai kubu 01 atau 02, karena Presiden dan Wakilnya nanti akan bekerja untuk seluruh rakyat, tinggal kita mengawal agar penguasa tak melenceng dari visi misi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Aku, Kamu, dan Kita semua adalah Indonesia !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H