Mohon tunggu...
Nuril Maulidatul Qorida
Nuril Maulidatul Qorida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Mempunyai hobi menulis dan membaca serta tertarik pada isu-isu kesehatan, literasi, agama, budaya, dan kesehatan ibu dan anak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Beri MP-Asi Dini pada Bayi Dapat Akibatkan Stunting, Bagaimana Penjelasannya?

4 Januari 2023   19:30 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usia di bawah 2 tahun adalah masa paling penting sekaligus paling kritis bagi proses tumbuh kembang bayi, baik fisik maupun kecerdasannya. Jadi, setiap bayi usia 0-24 bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai kebutuhannya. 

WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai tumbuh kembang optimal di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan. 

Hasil survey menunjukkan bahwa salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia 6-24 bulan di Indonesia adalah rendahnya mutu MP-ASI dan pola asuh yang diberikan tidak sesuai sehingga beberapa zat gizi tidak dapat mencukupi kebutuhan khususnya energi dan zat gizi mikro.  

Kini, negara-negara di dunia tengah berjuang untuk mencapai 17 target yang tercantum dalam SDGs (Sustainable Development Goals). Salah satu targetnya adalah menghilangkan kelaparan dan mencegah segala bentuk malnutrisi hingga mencapai ketahanan pangan. 

Stunting menjadi salah satu permasalahan malnutrisi yang menjadi perhatian bagi seluruh negara, tak terkecuali Indonesia. Stunting sendiri adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Data WHO pada 2014 menempatkan Indonesia ke dalam 5 besar negara dengan jumlah anak kurang dari 5 tahun yang mengalami stunting tinggi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi stunting pada balita di Indonesia  sebesar 37,2%. Penelitian membuktikan bahwa kejadian stunting lebih banyak dijumpai pada bayi yang diberi MP-ASI dini.

Lalu apa hubungannya pemberian MP-ASI dini dengan Stunting? 

WHO/UNICEF telah menyebutkan dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding untuk mencapai tumbuh kembang optimal pada anak ada empat hal penting yang harus dilakukan di antaranya memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan. 

Pemberian MP-ASI sebelum bayi menginjak usia 6 bulan akan membuat bayi cepat kenyang sehingga keinginan untuk menyusu kurang. Padahal, asupan ASI yang kurang dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan kesehatan. Hal tersebut dikarenakan ASI mengandung banyak zat gizi yang dibutuhkan bayi. Zat besi yang terkandung pada ASI diserap lebih baik daripada sumber zat besi lainnya. Oleh karena itu, pemberian MP-ASI dini dapat berpengaruh pada status gizi bayi karena pemberiannya tidak sesuai umur dan kebutuhan bayi.  

Selain itu, bayi baru dikatakan siap untuk menerima makanan padat baik secara pertumbuhan maupun psikologis pada usia 6-9 bulan. Sebelum usia 6 bulan, enzim amilase yang berfungsi menguraikan karbohidrat belum mencapai jumlah yang cukup untuk dapat mencerna makanan kasar. Bukan hanya pencernaan karbohidrat, pencernaan lemak pada bayi pun belum bisa sempurna karena bayi memiliki jumlah lipase (enzim) yang sedikit. Makanan pendamping yang diberikan pada bayi biasanya mengandung konsentrasi karbohidrat dan gula yang tinggi. Karena pencernaan bayi yang belum sempurna, hal tersebut dapat menyebabkan bayi muntah dan diare.

Pemberian MP-ASI yang tepat dan benar adalah dimulai pada saat bayi berusia 6 bulan, karena bayi pada usia ini sudah memulai gerakan mengunyah serta menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah serta sudah mampu menggenggam dengan telapak tangan (Golu dan Nurmiyati, 2014). Setelah bayi berusia 6 bulan, kebutuhan zat gizi bayi pun mulai bertambah dan ASI tidak lagi dapat memenuhi 100% kebutuhan zat gizi bayi. Jadi, mari beri MP-ASI pada bayi sesuai dengan yang telah dianjurkan yakni pada usia 6 bulan untuk wujudkan aset bangsa yang sehat dan bebaskan Indonesia dari stunting!

Referensi Jurnal : 

Wargiana, R., Susumaningrum, L. A., & RahmawDatesfordate, A. H., Kundre, R., & Rottie, J. V. 2017. Hubungan pemberian makanan pendamping air susu ibu (Mp-ASI) dengan status gizi bayi pada usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan, 5(2).

Fitri, L., & Ernita, E. 2019. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Mp-asi Dini dengan Kejadian Stunting pada Balita. Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences), 8(1), pp. 19-24.

Widiastity, W., & Harleli, H. 2021. Hubungan Pemberian MP-ASI Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6–24 Bulan di Puskesmas Soropia. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT), 1(2), pp. 81-86.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun