Faktanya, masih ada masyarakat yang takut jika bertemu dengan wanita bercadar dan seketika banyak pemikiran negatif muncul. Ia istri terorislah, Ia penyebar aliran sesatlah. Ia penganut Islam keraslah. Padahal tidak semuanya begitu, apa yang salah dari seseorang yang sedang menjaga auratnya dan berpakaian sesuai ajaran?
Sebenarnya tak hanya kepada tokoh agama, kepada tokoh masyarakat yang beragama Islam pun patut kita pertanyakan sumpahnya. Bukankah ia telah bersumpah di bawah al-Qur’an?
Lantas mengapa ia masih berani-beraninya tidak bertanggung jawab terhadap apa yang disumpahnya. Menyelewengkan dana masyarakat, mangkir dari pekerjaan, tidak berpihak pada rakyat, dan masih banyak lainnya. Apa arti agama menurut mereka? Apa arti sumpah mereka? Apa mereka menganggap agama hanya sebuah mainan?
Sebagai seorang muslim yang selalu menggaungkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, kita harus berkaca pada diri kita sendiri. Sudahkah tindakan kita, perilaku kita, tutur kata kita membawa perdamaian dan ketenangan bagi sesama? Sudahkah segala hal dalam diri kita mencerminkan perilaku “Muslim” itu sendiri?
Maka, mulai sekarang hendaknya kita berbenah diri. Bertindak seperti “Muslim” sebagaimana mestinya agar tercipta citra Islam yang suci dan membawa kedamaian bagi semua dan dapat menghilangkan segala macam “trust issue” yang ada di masyarakat terkait masyarakat Muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H