Kompetisi Liga 2 2021 yang digelar mulai 25 Oktober 2021 mendatang. Kompetisi kasta kedua akan diikuti oleh 24 tim dengan format kompetisi home tournament pada babak penyisihan grup.Para peserta dibagi ke dalam empat grup. Artinya setiap grupnya berisikan enam tim. Sistemnya double round robin alias bertemu semua tim di grup, namun dibagi ke dalam dua putaran.
Liga 2 kali ini nampaknya akan lebih menarik, mengingat melibatkan beberapa pesohor Tanah Air. Anak dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yaitu Kesang Pangarep menjadi Direktur Utama Persis Solo. Ada juga Raffi Ahmad yang mengakuisisi sekaligus menjadi Chairman Rans Cilegon FC.Lalu Atta Halilintar yang mengakuisisi PSG Pati dan sekaligus menjadi chairman klub. Lalu ada Dewa United FC yang dimiliki pengusaha Tommy Hermawan Lo.
Namun sayangnya, pengaturan skor di Liga Indonesia tak kunjung Usai. Dari tahun 2019 sampai 2021 masih ada pengaturan skor di Liga Indonesia. Sampai kasus pengaturan skor di Liga Indonesia mendapat sorotan oleh Najwa Sihab, yang membawa acara televisi Mata Najwa.
Pada tahun 2019 Mata Najwa menyajikan acara televisi yang berjudul “PSSI Bisa Apa? Jilid 1” yang membahas pengaturan skor pada Liga 1 Indonesia. Dan pada tahun 2021 Mata Najwa menyajikan “PSSI Bisa Apa? Jilid 6” yang membahas adanya pengaturan skor di Liga 2 saat ini. Kronologi pengaturan skor di Liga 2 2021 yang melibatkan Perserang Serang. Pemain Perserang diminta kalah saat melawan Rans Cilegon FC dan Persekat Tegal.
Di acara Mata Najwa “PSSI Bisa Apa? Jilid 6” ini menghadirkan bintang tamu yang memegang klub sepak bola di Liga 2 yaitu, Raffi Ahmad yang mengakuisisi sekaligus menjadi Chairman Rans Cilegon FC. Dan Atta Halilintar yang mengakuisisi PSG Pati dan sekaligus menjadi chairman klub.
Atta hadir dalam acara Mata Najwa yang membahas pengaturan skor di Liga 2. Atta menyebut dirinya tak menduga perihal kasus pengaturan skor.
"Aku ingin tim seperti tim luar negeri, sosmed dikelola, pemain di-branding dengan bagus. Dapat dana dari sponsorship, tidak dari duit lain-ain. Aku kaget [dengar kabar pengaturan skor]. Kalau misalnya itu pemain aku, aku pasti akan sakit hari banget.". "Investasi di bola itu, untung tuh enggak. Rugi waktu, rugi tenaga. Kalau ada pemain yang kayak gitu, pasti aku pedih banget," ucap Atta.
Atta mengakui bahwa dirinya memang tidak punya banyak pengetahuan tentang sepak bola Indonesia saat memutuskan untuk ikut serta dalam hiruk-pikuk kompetisi di Indonesia.
Hal yang sama juga diakui oleh Raffi Ahmad, pemilik Rans Cilegon.
"Wow. Memang saya pribadi anak baru. Sebagai orang awam, dengar-dengar, pernah dengar [soal pengaturan skor]." "Tetapi saya belum tahu secara detail. Memang tugas kita sama-sama pelan-pelan kita berantas," kata Raffi.
Raffi pun menyatakan bahwa dirinya selalu mengingatkan timnya agar tidak terlibat dengan pengaturan skor.
"Enam pertandingan, saya masih belum mendengar ada yang merapat di tim saya berbau seperti itu [usaha percobaan pengaturan skor]." "Belum ada hal-hal seperti itu. Saya selalu tekankan harga diri kalian jangan hanya sebatas itu," tutur Raffi.
Kasus pengaturan skor Liga 2 mencuat di tubuh Perserang Serang. Lima pemain Perserang telah dijatuhi hukuman oleh Komdis PSSI. Kelima pemain Perserang yang telah dipecat tersebut adalah Eka Dwi Susanto, Fady Edy, Ivan Juliyandhy, Ade Ivan Hafilah, dan Aray Suhendri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H