Mohon tunggu...
Nuri Handayani
Nuri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Alon-alon asal kelakon

Just do it

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wacana PTMT Menjadi Solusi di Tengah Pandemi

26 September 2021   09:39 Diperbarui: 26 September 2021   09:43 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Nuri Handayani


Tema berita yang banyak dibicarakan orang dan sedang booming akhir-akhir ini adalah tema mengenai PTMT. Apa sih itu PTMT?


PTMT adalah singkatan dari Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan bertemu langsung antara guru dengan siswa di dalam ruangan kelas.


Menindaklanjuti surat edaran walikota nomor 180/3074.Bag.Hkm/2021, SMPN 6 TANGERANG mulai melaksanakan PTMT pada hari Senin, 13 September 2021.  Satu minggu sebelum pelaksanaan, pihak sekolah, guru-guru dan para karyawan serta staff bersinergi melakukan berbagai persiapan. 

Dalam menghadapi PTMT, sekolah menyediakan berbagai keperluan yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas ini.  Diantaranya menyiapkan tempat cuci tangan, kelas yang bersih sesuai prokes, komputer dan jaringannya, infocus dan perangkat elektronik lain yang menunjang kelancaran PTMT.

Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dilakukan setiap hari. Kelas berlangsung dari hari senin sampai Sabtu pukul 8.00-11.00. Setiap siswa hadir di kelas tatap muka satu kali  dalam satu minggu dan maksimal belajar 3 jam saja dalam sehari.  Materi pelajaran yang diajarkan secara tatap muka adalah materi esensial yang sulit diajarkan secara daring. 

Dalam satu kelas hanya berisi separuh dari jumlah anak di kelas tersebut. Karena rata-rata satu kelas ada 36 anak, maka pada setiap jenjang dibagi menjadi 2 kelompok. Yaitu kelompok A yang terdiri dari siswa dengan nomor absen 1-18, dan kelompok B yang terdiri dari siswa dengan nomor absen 19-36.

 Dengan pembagian kelas sebagai berikut:

1.Pada hari Senin dan Selasa yang hadir untuk tatap muka adalah kelas 9 terlebih dahulu. Yaitu dari 9A-9J. Adapun di hari Seninnya, adalah jadwal PTMT untuk siswa yang bernomor absen 1-18 dan Selasa bagi siswa yang bernomor absen 19-36.

2.Pada hari Rabu  dan Kamis, jadwal PTMT untuk kelas 7. Dimana pembagiannya, Nomor absen 1-18 hari Rabu, dan 19-36 di hari Kamis.

3.Pada hari Jum’at dan Sabtu, adalah jadwal PTMT untuk kelas 8. Pembagian kelasnya untuk nomor absen 1-18 hari Jum’at, dan 19-36 pada hari Sabtu.

Agar pelaksanaan PTMT berjalan dengan baik dan lancar, maka SMP Negeri 6 Tangerang membuat beberapa aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh siswa. Diantaranya:


1.Membawa surat pernyataan bermeterai

2.Sudah divaksin

3.Kondisi sehat

4.Membawa alat tulis termasuk spidol whiteboard

5.Ketentuan penggunaan seragam:


A. Kelas 7
Siswa yang hadir pada hari Rabu menggunakan seragam Pramuka, dan siswa yang hadir pada hari Kamis, menggunakan seragam batik Nasional.
B. Kelas 8
Siswa yang hadir pada hari Jum’at menggunakan seragam atasan muslim dan bawahan hitam
Siswa yang hadir pada hari Sabtu menggunakan seragam atasan batik bebas dan bawahan hitam
C. Kelas 9
Siswa yang hadir pada hari Senin atau Selasa menggunakan seragam atasan putih dan bawahan biru.

7.Sudah sarapan

8.Membawa botol minum

9.Membawa hand sanitizer dan tisu

10.Boleh membawa HP


11.Orangtua/wali hanya boleh mengantar dan menjemput putra/putrinya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dilarang menunggu di lingkungan sekolah.

Surat pernyataan bermeterai dibuat oleh para wali murid dan dibawa ketika masuk sekolah. Tujuannya adalah sebagai bukti bahwa para orangtua siswa setuju untuk mengizinkan putra/putinya melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah dan bersedia menanggung apapun resiko yang terjadi di kemudian hari. 

Dalam hal ini sekolah tidak bermaksud untuk lepas tangan begitu saja bila terjadi suatu hal terhadap siswa-siswinya, tetapi adalah bentuk ajakan untuk sama-sama peduli apabila ada suatu hal yang terjadi, misal saja ada salah satu siswa yang sampai terpapar Covid-19 setelah tatap muka. Ketika hal tersebut benar-benar terjadi, para orangtua seyogyanya tidak lantas menuntut pihak sekolah yang bersalah dan mesti bertanggung jawab. Sangat dibutuhkan sekali kerjasama antara para siswa, para wali murid, pihak sekolah, dan lingkungan sekolah untuk bersinergi bersama dalam mewujudkan Pembelajaran Tatap Muka sampai batas normal kembali.

Ada beberapa orangtua yang tidak setuju dengan hal tersebut karena mereka menganggap sekolah akan cuci tangan terhadap segala resiko yang terjadi di sekolah. Untuk itu pihak sekolahpun tidak memaksa siswa yang tidak diberi izin orangtua untuk datang ke sekolah. Pihak sekolah memberi kebebasan para orangtua untuk memilih mengizinkan atau tidak mengizinkannya. 

Hal terpenting adalah sekolah sudah berusaha untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka meskipun masih terbatas. Kedepannya bisa dilihat dan dievaluasi sejauhmana hasil pembelajaran tatap muka  tetap aman dan dapat berlanjut sampai tingkat tak terbatas lagi.

Agar tidak ada kekhawatiran pada tingkat keterpaparan Covid-19, mau tidak mau setiap siswa yang hadir pada PTMT harus sudah divaksin minimal vaksin ke-1. Ketika akan masuk kelas siswa diwajibkan untuk menunjukkan kartu vaksin agar diketahui anak tersebut layak untuk masuk kelas atau tidak. 

Siswa yang tidak membawa kartu vaksin tidak diperkenankan untuk masuk sekolah tatap muka. Yang terlanjur datang akhirnya dengan berat hati harus pulang lagi karena sekolah tak mau ambil resiko untuk melonggarkan aturan yang telah dibuat karena nantinya bisa menjadi alasan pemicu meningkatnya keterpaparan.

Selain harus divaksin, setiap siswa yang hadir untuk tatap muka diharapkan memastikan dirinya dalam kondisi sehat walafiat. Siswa yang sedang batuk, flu, dan pilek maupun penyakit dengan gejala yang sejenis tidak diperkenankan untuk hadir di kelas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya gejala penyakit Corona yang sedang menjadi pandemi saat ini. 

Dengan begitu, tidak ada kekhawatiran dari wali murid, guru maupun pihak sekolah untuk tetap melanjutkan kegiatan PTMT di SMP Negeri 6 Tangerang.

Bagi siswa yang hadir di sekolah disarankan untuk membawa perlengkapan sekolah masing-masing. Misalnya alat tulis, buku,  spidol, penggaris dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar siswa tidak bergiliran memakai suatu barang.

Satu hal lagi yang tidak kalah penting, siswa diwajibkan membawa air minum dalam botol sendiri, hand sanitizer, dan tisu. Kewajiban ini dimaksudkan untuk mencegah penggunaan barang dipakai bersamaan yang bisa memicu penularan Covid-9.

Yang istimewa dari sekolah tatap muka kali ini adalah setiap siswa diperkenankan dan diperbolehkan untuk membawa HP masing-masing. Dengan tentunya resiko ditanggung sendiri oleh siswa bila ada kehilangan atau kerusakan terhadap HP mereka. 

Sungguh sangat berlawanan dari peraturan sebelumnya, dimana sekolah sebelum adanya pandemi melarang siswa membawa HP, tetapi sekarang justru kita harus hidup berdampingan dengan HP. Seperti yang sedang kita lakukan saat ini untuk bisa hidup berdampingan dengan Corona. Semoga Corona cepat pergi dan tatap muka bisa seperti biasa lagi. Aamiin ya rabbal alamiin.

Aturan terakhir yang harus dipatuhi adalah berhubungan dengan pencegahan adanya kerumunan. Untuk orangtua yang mengantar siswa diharapkan tidak menunggu di lingkungan sekolah. Mereka hanya diperbolehkan mengantar dan menjemput sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Semoga PTMT berjalan lancar dan aman. Anak belajar dengan nyaman. Sekolah normal akan kembali di tahun depan.

Tangerang, 26/09/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun