Mohon tunggu...
Nuri Handayani
Nuri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Alon-alon asal kelakon

Just do it

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan untuk Semesta

28 November 2020   17:00 Diperbarui: 28 November 2020   17:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Nuri Handayani

Rayuan Pulau kelapa
Membelai lembut di telinga
Menandai indahnya Indonesia

Gemah Ripah loh jinawi
Kan terpatri sampai kini
Meski tak yakin akan abadi

Galang terus Bhinneka Tunggal Ika
Jangan biarkan perpecahan semakin nyata
Karena
Piring pecah pun tak dapat dirangkai kembali
Sempurna seperti semula

Musuh tak nyata
Ada di depan mata
Meniupkan angan-angan dan ambisi semata

Membuang semangat kerjasama
Berharap hidup tanpa bekerja
Belajar bukan lagi keharusan
Fasilitas game pun jadi kebutuhan
Menggeser mimpi
menjadi kebebasan yang dikebiri

Ingatlah
Kemana Indonesia akan mengarah
Siapa lagi yang peduli untuk melepas resah
Lepas ikatan yang sudah mulai gerah
Jangan berebut lembar kertas yang membuat gundah

Sadarlah
Itu hanya bujukan semata
Membuai halu dan kemalasan saja

Rujukan
Kepada tujuan negeri
Masyarakat adil makmur
Tanpa ditunjuk jari

Tinggalkan
Pemimpin yang tak punya hati
Yang berlindung di balik kemegahan duniawi

Hidupkan
Demokrasi yang mulai ternodai
Musyawarah mufakat untuk tulus dijalani
Bukan seperti tukang tahu bulat dadakan
Dipinggir kali
Yang harganya cuma lima ratusan

Luruskan niat
Dan raih harapan ibu Pertiwi
Tetapkan tekad
Bukan sekedar ilusi sebatas materi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun