Mohon tunggu...
Nurifah Hariani
Nurifah Hariani Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka membaca dan senang berkhayal

Guru di sebuah sekolah swata di kota Malang, sedang belajar menulis untuk mengeluarkan isi kepala, uneg-uneg juga khayalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bu, Anak Saya Tidak Masuk Karena Takut Belum Mengerjakan PR (Bagian I)

29 Desember 2024   12:32 Diperbarui: 29 Desember 2024   14:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lima menit sebelum masuk, hp saya berdering. Ada wa dari  Ortu Hasyem 9, satu wali murid,  bunyinya seperti judul di atas

Jam pertama saya mengajar di kelas 9.  Seperti biasa anak-anak berbaris di depan kelas masing-masing, masuk dengan tertib, berdoa, mengaji juz 30  lalu mulai proses belajar di kelas.

"Baiklah anak-anak, ayo kumpulkan tugasnya," seru saya setelah mengabsen.

Tugas yang harus dikumpulkan anak-anak adalah menelaah  peristiwa-peristiwa konflik yang pernah terjadi di Indonesia sehubungan dengan materi Keberagaman  Masyarakat  Indonesia. Tugas itu sudah saya berikan seminggu yang lalu. Anak-anak boleh mencari  informasi  dari sumber-sumber belajar yang lain, bisa dari buku atau pun internet.

Sebagian besar anak-anak mengumpulkan  PR.  Ada dua anak yang tidak mengumpulkan, yang satu beralasan tidak masuk, satunya lagi karena lupa. Marahkah saya kepada mereka? Buat apa? Marah hanya membuat lelah  jasmani dan rohani. Dan percayalah, anak-anak hanya takut sesaat setelah itu mereka melupakan dengan sangat cepat.

Kepada yang belum mengumpulkan PR  saya memberi mereka waktu sehari lagi.  Hari ini mereka tidak  boleh mengerjakan LKPD sehingga tidak akan mendapat nilai untuk hari ini. Nah, daripada mereka membuat rusuh kelas, mereka harus menulis surah Al Fatihah sebanyak dua lembar bolak-balik di kertas folio bergaris.

Saat istirahat, saya sempatkan untuk mengunjungi Hasyem.  Kebetulan saya ada jam mengajar  sekitar dua jam lagi. Rumahnya tidak seberapa jauh juga, lima belas menit saya sampai di rumahnya.

Rumahnya sepi, pada ketukan yang ketiga, pintu baru dibuka,  itu pun dibantu dengan teriakan tetangga,. Hasyem terkejut melihat kedatangan saya. Wajahnya tampak kusut masai seperti baru bangun tidur.

"Bapak kerja di lar kota, ibu setiap pagi kerja menggoreng tempe," jawabnya ketika saya tanya dimana orang tuanya.

Saya membantunya mengerjakan tugas. Alhamdulillah hanya perlu lima belas menit tugas selesai.

"Tidak sulit 'kan tugasnya. Mengapa tidak mau masuk sekolah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun