Apa kurangnya diriku? Kutinggalkan karir yang sedang menanjak, kulupakan gaji berjuta-juta demi mendukung ambisinya. Waktuku tersedia 24 jam untuknya. Aku siap kapan pun ia membutuhkanku. Bahkan aku bisa berubah menjadi apa pun sesuai keinginannya, jadi sopir pribadi, jadi juru masak, jadi tukang ledeng sampai tukang pijat. Kegiatanku semata menjadi simatupang, siang malam tunggu panggilan darinya.
Sayang seribu sayang, ia meradang karena chat dari seorang perempuan. Ia merampas hp dan menemukan riwayat perjalanan yang makin membuatnya murka. Ia lupa ketika pergi untuk urusan dinas, ia selalu mengajakku, tetapi aku hanya bisa menginap di hotel kelas melati sedangkan ia di hotel berbintang menggunakan fasilitas kantor.
Ia menuduhku selingkuh. Memangnya kenapa? Istriku cantik, hangat, ramah, tidak menyusahkan, pintar cari uang, pintar mengatur segala-galanya termasuk aku suaminya. Tetapi memang ada yang beda. Semua perempuan itu daya tariknya beda-beda, bukan soal cantik atau tidak. Cantik tetap menjadi syarat sedangkan sesuatu yang lain yang menjadikannya istimewa. Aku mungkin akan menikahinya, jadi istri kedua. Poligami tidak dilarang 'kan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI