Mohon tunggu...
Nurichsan Sofyan
Nurichsan Sofyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

selamat Datang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan Jendral Djamin Ginting Melawan Pasukan Hindia Belanda

20 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 20 Juni 2024   14:05 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Karier sosok Jendral Djamin Ginting

  • Boyke Nainggolan ,Tragedi Opsir Terbaik Djamin Ginting seorang prajurit Indonesia yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan Jepang. Beliau pernah ditugaskan sebagai komandan pengawal  di pangkalan Brandan dan kemudian dipindahkan ke Blangkerejen, Aceh Tenggara, di mana ia menjadi komandan kompi istimewa Giyugun dan menjadi satu-satunya perwira bumiputra Jendral. Selama pendudukan Jepang , Djamin mendidik  anak-anak muda asal Gayo untuk menjadi prajurit perjuangan RI. Setelah pendudukan Jepang, Djamin menjadi komandan battalion TKR di Kabanjahe dan terlibat dalam banyak pertempuran ketika memgang wilayang perang Tanah Karo, Langakt, Deli Serdang, dan Aceh Tengah sebagai komandan Resimen I Divisi X.
  • Penyergapan Tentara Belanda di Tanah Karo, Pertempuran Titi Bambu dan Pertempuran Mardinding adalah dua pertempuran penting yang terjadi selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Pertempuran Titi Bambu terjadi pada tanggal 21 Agustus 1947, ketika pasukan Kompi Markas Resimen I yang mencoba menyeberang Sungai Wampu dibantai oleh tentara Belanda. Pertempuran Mardinding terjadi pada tanggal 28 Desember 1948, di mana Djamin menginstruksikan pasukan dari Batalion XV untuk menyerang basis Belanda dengan taktik gerilya. Tujuh orang pasukannya gugur, termasuk komandan Kompi Seksi Il Letnan Kadir Saragih. Dalam Pertempuran Mardinding, delapan orang tewas dan dua orang tawanan di pihak Belanda. Setelah pertempuran berdarah ini, nama Bukit Mardinding diganti menjadi Bukit Kadir atas prakarsa Djamin. Selama menjadi komandan resimen, Djamin dikenal dengan sapaan "Pak Kores," yang berarti "Pak Komandan Resimen." Panggilan ini begitu populer sehingga meski Komandan Resimen sudah diganti Komandan Brigade, panggilan "Pak Kores" tetap melekat pada suamiku," kata istri Djamin, Likas Tarigan kepada Hilda Unu-Senduk dalam Perempuan Tegar dari Sibolangit.
  • Menjadi  Panglima, Pada saat gerakan PRRI menyatakan perlawanan terhadap pemerintah pusat, Djamin Gintings, sebagai kepala staf Divisi Bukit Barisan, menghadapi tantangan batin. Meskipun sebagian besar perwira daerah mendukung PRRI, Djamin kemudian berbalik arah dan menentang gerakan tersebut. Hal ini mengejutkan teman dan rekan kerjanya, termasuk Tengku Nurdin, yang mengakui keterkejutannya atas perubahan sikap Djamin.
  • Operasi Bersama Gempur Sumatera, Djamin Gintings memutar haluan terutama setelah menerima perintah dari Jakarta untuk mengambil alih komando Bukit Barisan. Pemerintah pusat kemudian mendaulat Djamin sebagai panglima menggantikan Simbolon yang terpaksa mundur ke Tapanuli, kawasan basis Batak Toba. Jabatan panglima yang ia sandang sejak tanggal 27 Desember 1956 hingga tanggal 4 Januari 1961. Djamin bermanuver dengan memukul PRRI karena ada kepentingan. Hal ini diakui Djamin kepada Sayidiman Suryohadiprodjo. Ketika itu, Kapten Sayidiman, komandan Batalion 309 Siliwangi, bertugas membawa pasukannya ke Medan dan Tapanuli untuk menumpas perlawanan PRRI. Menurut purnawirawan bintang tiga itu, Djamin mengatakan keinginannya memajukan masyarakat Karo. "Mungkin ia melihat peluang memajukan orang Karo karena hampir semua panglima Bukit Barisan yang suku Toba gabung PRRI," tutur Sayidiman kepada Historia. "Di kalangan orang Toba, Pak Djamin kurang disukai karena sebagai Pangdam Medan dia terus-terang mau majukan masyarakat Karo yang ketinggalan."

 

Keistimewaan Jendral Djamin Ginting

  • Djamin menjadi satu-satunya perwira bumiputra sekaligus di angkat menjadi komandan kompi istimewa Giyugun selain menjadi komandan beliau pun mendidik anak-anak  muda asal Gayo untuk dijadikan  prajuit tanah air ala Jepang
  • Djamin diangkat menjadi Panglima tatkala pergumpulan batin meliputi diri beliau ketika gerakan PRRI menyatakan perlawanan kepada pemerintah pusat. Yang dimana beliau dijadikan kepala stafnya Kolonel Maludin Simbolon yang bertugas menjadi pimpinan Divisi Bukit .
  • Djamin yaitu salah satu orang Karo yang diangkat menjadi komandan oleh pemerintahan jepang untuk mempertahankan kekuasaan di Asia yang dimana Jepang menyerah saat sekutu Perang Dunia II termasuk Karo, akan tetapi Djamin segera mengambil kesempatan ini untuk mengambil alih kekuasaan dengan mengumpulkan pasukannya dan beliau bercita-cita membentuk satuan tentara di Sumatera Utara.
  • Djamin selain berseteru dalam bidang politik dan keamanan beliau juga berkarya menuliskan  beberapa buku namun, yang buku yang popular di bicaran yaitu yang berjudul "Bukit Kadir". Yang berisikan perjuangan Jendral Djamin Ginting bersama pasukannya melawan Hindia Belanda di daerah Karo hingga perbatasan Aceh.
  • Djamin diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2014, yang dimana beliau mempunyai andil yang cukup besar dalam mengahadapi pasukan belanda dan meredam pemberontakan bersenjata di Sumatera.

 

Kepemiluan  Jendral Djamin Ginting 

Pada tahun 1970 Djamin ditugaskan oleh pemerintah untuk memenagkan pemilu, beliau memagku jabatan ketua sekretariatan bersama Golkar Pusat sampai tahun 1971 beliau turun ke tanah kelahirannya di Karo untuk berkampanye. Hasil nya partai Golkar menag mutlak di Sumatera Utara dan beliau naik pangkat menjadi Letnan Jendral selain itu beliau terpilih menjadi anggota DPR dan duduk dalam komisi II merangkap ketua Diskusi Luar Negri.

 

Akhir Hayat Jendral Djamin Ginting 

Pada 22 maret 1972 Djamin dilantik oleh presiden Soeharto sebagai Duta Besar Berkuasa Penuh di Kanada , akan tetapi beliau berat hati untuk penempati tugas baru jabatan non militer ke luar negri yang dekat dengan Kutub Utara sebagai abdi Negara beliau mematuhinya. Disamping itu beliau seperti disingkirkan karena pekerjaan diplomat bukan bidang beliau yang lama manjabat sebagai prajurit tempur dalam kejenuhannya beliau merasa seperti dibuang begitu pula kesehatan beliau yang berangsur-angsur memburuk dan dikarenakan iklim Kanada yang kurang bersahabat . agar beliau bisa pulang ke Indonesia Djamin mengutus istrinya ke Jakarta untuk menemui presiden, disaat beliau didepan pintu keberangkatan bandara Otawwa Kanada beliau mengecup istrinya, lalu beliau menitipkan sepucuk surat untuk disampaikan kepada penguasa Orde Baru yang berisikan permintaan beliau agar dipulangkan ke Indonesia.

 

Pada 10 Oktober 1974 menjadi perjumpaan terakhirnya beliau dan sang istri (Likas). Setibanya Likas di rumah presiden Likas diterima Ibu Negara dan menceritakan kesehatan Djamin yang terganggu dan berharap presiden memanggilnya pulang ke Indonesia. Tiga hari berlalu hingga ahkir nya surat tersebut sampai ke Presiden dan telah memproses isi surat tersebut dan Likas diminta untuk menghubungi Mentrisekretaris Negara Soedharmono tatkala di kantor Mentrisekretaris Negara, Likas merasa Lemas dan bergetar Soedharmono memperlihatkan disposisi presiden terhadap surat Djamin yang berisikan dengan menunggu kunjungan Presiden pada bulan Juli 1975 di Kanada yang dimana beliau harus menunggu tahun depan, hingga akhirnya beliau pada 23 Oktober 1974 meninggal Dunia di Ottawa, Kanada  pada hari Rabu sore pukul 15.30 waktu Kanada setelah mengidap penyakit darah tinggi. Beliau di makamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun